Rumah Tradisional Banjar Jenis Palimbangan

0
2107

Mengenal Rumah Tradisional Banjar Jenis Palimbangan

Rumah Bapak Fuad Ahyar, merupakan salah satu Rumah Tradisional Banjar yang biasa dikenal dengan nama Rumah Panggung. Secara administratif terletak di Kelurahan Batakan, Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan. Akses menuju rumah tersebut tergolong mudah, dapat ditempuh dengan roda dua dan roda empat. Batas geografis bangunan tersebut adalah rumah warga di sebelah utara, timur, dan barat, serta jalan raya di sebelah selatan.

Kondisi lingkungan areal Rumah Tradisional Banjar tergolong terawat dan terlihat bersih, namun tidak memiliki pagar. Di pelataran rumah terdapat bangunan semi permanan yang difungsikan sebagai warung makanan. Rumah tradisional ini terbuat dari bahan kayu ulin yang sudah bercampur dengan beton. Rumah tersebut terdiri dari lantai pelataran teras, tangga, teras atau selasar, ruang tamu, ruang tengah, ruang makan dan masak, gudang, kamar mandi dan atap.

Rumah Tradisional Banjar
Ukiran pada lubang angin yang masih dipertahankan keasliannya

Arsitektur yang diperlihatkan oleh rumah hunian tersebut menyerupai rumah jenis palimbangan yang biasanya ditinggali oleh para ulama dan kemudian ditinggali oleh para saudagar kaya penambang intan. Secara keseluruhan bahan yang digunakan rumah banjar terbuat dari kayu ulin dan kayu marsihung yang memiliki kualitas tahan lama. Rumah ini telah direnovasi oleh pemiliknya, dikarenakan pada beberapa bagian seperti warna yang sudah kusam, lantai dan dinding sudah lapuk, plafon dan atap sudah rusak dan lapuk, namun tetap diganti dengan kayu yang sama. Beberapa perubahan ruangan juga dilakukan seperti pada bagian dapur yang saat ini menggunakan bahan beton pada dinding dan seng pada atap. Jendela dan pintu diberi kaca. Bagian anjung sebelah kanan sudah diberi pembatas dari papan.

Rumah Tradisional Banjar
Tawing halat yang telah mengalami renovasi

Dinding pembatas (tawing halat) yang memisahkan antara ruang tamu dan anjung (ruang tidur) sudah mengalami perubahan dari yang awalnya memiliki tiga pintu, kemudian pintu kanan dan kiri ditutup dan menyisakan pintu tengah yang masih difungsikan. Tidak ada hiasan di bagian atas dari pintu (tawing halat) yang biasa ditemukan pada rumah tradisional Banjar. Bagian yang masih asli pada bangunan terlihat pada pintu atas ruang utama, yaitu masih terdapat ukiran tembus (bakurawang) yang memperlihatkan unsur budaya cina dari tulisan. Bentuk dan bahan teras juga dipertahankan, dengan desain dua tangga pada teras dan terdapat selasar pada bagian tengah yang berlantaikan ulin dengan susunan berjarak. Ukiran pada dinding-dinding teras juga masih dipertahankan.