Gua Te’et, Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat

0
1848

Situs Cagar Budaya Gua Te’et

landscape teetFoto. Situasi kawasan Gua Te’et

Gua Te’et dapat dijangkau dengan akses perahu dari basecamp Tewet ke arah selatan ±10 menit kemudian dilanjutkan dengan jalan kaki datar menuju lereng gunung Gergaji. Dengan menelusuri lereng gunung Gergaji ke arah selatan hingga mencapai sebuah rongga gua sebagai akses utama menuju gua Te’et.dari rongga gua gelap yang cukup besar hingga tembus ke gua Te’et sekitar 100 meter. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di Gua Te’et yaitu ±1 jam.

IF

Foto. Situasi perjalanan ke Gua Te’et

Datum point dibuat di atas permukaan batuan karst yang cenderung datar, letaknya di sisi kanan mulut Gua Te’et dengan situasi yang lebih terbuka. Titik datum point tersebut adalah X 0528370 Y 0112239 dengan ketinggian 106 dari permukaan air laut, akurasi GPS 5 meter. Data diambil pada tanggal 14 Agustus 2015 Pukul 11.40 WITA dengan kondisi cuaca cerah.

dp teetFoto. Titik DP Gua Te’et

Gua Te’et berada di ketinggian 106 meter dari permukaan air laut. Dengan lebar mulut gua 6.35 meter dan tinggi 4.50 meter. Gua ini merupakan rongga di tebing vertikal, sehingga di depan mulut gua merupakan tebing 90° hingga ke lereng, dan ketinggian dari lereng ±60 meter. Gua ini tidak terlalu luas dengan bagian terdalam sejauh 14.89 meter dari mulut gua. Namun sisi kanan belakang tembus hingga ke ruang gua yang sangat luas dan panjang yang sekaligus sebagai akses menuju gua Te’et. Temuan berupa gambar terletak di dinding sisi kiri gua. Bagian mulut banyak ditumbuhi pohon-pohon kecil dengan diameter paling besar 5 cm. Bagian lantai juga banyak ditumbuhi tumbuhan dari jenis paku dan rumput.

dalam teet1dalam teet2 dalam teet3

Foto. Kegiatan Dokumentasi & Pendataan

Gua ini banyak dimanfaatkan oleh para pemburu sarang walet hingga saat ini dan terlihat bekas tungku dapur serta bekas asap pada dinding gua berwarna hitam. Selain itu terdapat terpal coklat bekas perlengkapan untuk alas tidur yang terletak di rongga sisi kiri gua dekat dari gambar. Keseluruhan rongga-rongga kecil dalam gua ini dimanfaatkan sebagai ruang aktifitas memasak.Gua Te’et termasuk gua aktif terlihat dari bentuk-bentuk stalaktit dan flowstone yang terbentuk dari aliran air di atap gua. Dinding gua bagian atas terlihat warna hijau akibat pertumbuhan lumut dan ganggang. Demikian halnya dengan rongga-rongga kecil yang tidak mendapat pencahayaan akan terlihat lebih lembab.

IF

teet dalam

 

IF

Foto. Kondisi luar dan dalam Gua Te’et

Batas Gua Te’et di sebelah utara, selatan, dan timur berupa gunung karst dan di sebelah barat berupa tebing. Morfologi permukaan gua berupa tebing curam, dengan proses karstifikasi yang aktif. Ketinggian gua dari dasar yaitu sekitar 60 meter, tinggi langit-langit ruang gua 4,8 meter, dan luas ruang Gua 137,76 meter2. Ornamen gua di Gua ini yaitu: flowstone, stalaktit, stalagmit, dan pilar dengan pencahayaan pada zona remang-remang hingga gelap. Pemanfaatan/fungsi situs untuk tempat peristirahatan pemburu lokal dan menjaga sarang walet. Jenis potensi ancaman antara lain rembesan air yang menutupi gambar gua, cuaca panas dan lembab, debu yang bersentuhan langsung dengan gambar, sarang tawon, kotoran kelelawar, lumut, vandalisme, sentuhan pengunjung, asap rokok, dan lain-lain.

denah teetFoto. Denah & irisan Gua Te’et

Temuan pada gua Te’et berupa gambar cadas warna hitam yang terletak pada dinding sisi kiri gua, tepatnya pada rongga atau relung rendah. Bentuk gambar cadas berupa manusia dengan teknik tera. Pada bagian pinggang terdapat gambar yang kemungkinan pedang atau parang (Mandau Dayak) terselip dipinggang dengan bagian gagang membentuk lengkungan. Kemudian tangan kanan memegang tombak atau lembing. Teridentifikasi sebanyak 5 (lima) buah gambar seperti yang tersebut di atas. Namun sebagian besar gambar tersebut telah tertutup, dihapus karena perilaku vandalisme berupa coretan hitam, tulisan dan gambar-gambar. Perilaku vandalisme ini kemungkinan dilakukan oleh para pemburu sarang walet karena hingga sekarang ceruk ini masih dimanfaatkan untuk tempat peristirahatan para pencari sarang walet. Kemungkinan beberapa gambar hitam lain telah dihapus/ditimpa dan diganti dengan gambar tulisan vandalisme. Menurut Pak Kusmin (juru pelihara ceruk Karim) bahwa tulisan/gambar vandalisme tersebut telah diusahakan untuk dihapus dengan menggunakan deterjen namun tidak bisa bersih terlepas goresan arang tersebut.

gambar teet

Foto. Gambar cadas arang berwarna hitam di situs Te’et

Pada sebuah bidang dinding terdapat 2 (dua) gambar/gambar manusia dengan posisi lutut ditekuk terbuka keluar dan dua tangan terbuka. Gambar sisi kiri berukuran sedikit lebih besar dibandingkan gambar di sisi kanannya. Gambar sisi kiri kemungkinan masih asli dengan ciri/ bentuk kaki ditekuk, jari-jari tergambar berupa garis-garis, kemudian di bagian pinggang terselip mungkin parang (mandau) di posisi tangan terangkat pada dua sisi dengan jari-jari digambarkan berupa garis-garis. Adapun gambar yang juga hitam di sisi kanannya, kemungkinan merupakan gambar tiruan oleh penghuni atau pengunjung gua (para pencari sarang burung walet). Asumsi ini didasarkan kepada karakter bentuk, cara tarik garis, kepadatan dan persebaran titik hitam yang tidak merata, dan warna hitam yang lebih pekat. Bentuk lengkungan kaki yang tidak sama, tangan hanya berupa garis dan demikian pula dengan bentuk kepala yang tidak merata cara penghitamannya. Oleh itu dapat dikatakan bahwa gambar sisi kanan merupakan tiruan.

Pada rongga ketiga juga terdapat dua gambar manusia warna hitam. Gambar sisi kiri memperlihatkan posisi manusia tangan kiri memegang tameng (tangan kanan tertutup gambar vandalisme) dengan posisi kaki memperlihatkan kaki terangkat ke belakang, yang kemungkinan menggambarkan aksi berlari sambil berperang. Kemudian gambar sisi kanan memperlihatkan manusia dengan pedang di pinggang, tangan kanan posisi siap melempar tombak atau lembing dan di tangan kiri memegang tameng.Gambar lain yang samar-samar terlihat di samping gambar manusia yang terhapus. Bentuk gambar melengkung bersusun masing-masing pada bagian bawahnya, terdapat dua goresan di depan dan dua di belakang. Bentuknya menyerupai hewan yang posisi melompat atau perahu yang sementara di dayung.

IF

vandalis teetFoto. Vandalisme di situs Gua Te’et

Ancaman lingkungan gua berupa kebakaran, pengunjung gua yang berpotensi merusak lingkungan dan struktur gua. Kerusakan yang terlihat sekarang adalah aksi vandalisme yang hampir memenuhi keseluruhan rongga atau relung gua. Aksi coret berupa tulisan dan gambar yang memakai arang bekas aktifitas memasak. Dinding gua yang menghitam sebagai bekas memasak. Sisa-sisa tungku dan terpal alas tidur yang terlihat tergeletak di permukaan tanah. Arah hadap gua menghadap ke barat, sehingga gua menerima cahaya matahari pada bagian lantai dan dinding mulut gua. Meski demikian, mulut gua yang kecil dan rendah dengan pepohonan yang kecil di permukaan mulut gua, setidaknya menghalangi sinar matahari secara  langsung ke gua.

(Laporan Hasil Delineasi Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat Tahap I 2015)