Candi Kalicilik

0
662

Candi Kalicilik terletak di Dusun Candirejo, Desa Candirejo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar. Candi Kalicilik merupakan bangunan candi yang bahan utana dari bahan bata dan sebagian berbahan batu andesit. Candi ini memiliki arsitektur dengan gaya Singasari berukuran panjang 6,6 meter, lebar 6,6 meter dengan tinggi 9 meter dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kaki, tubuh dan atap.  Candi Kalicilik menghadap ke barat dengan pintu masuk berhiaskan kala pada bagian atasnya. Selain hiasan kala, terdapat angka tahun 1271 Saka (1349 Masehi) yang dipahatkan pada balok batu, angka tahun ini sejaman dengan masa pemerintahan Tribhuwanatunggadewi dari kerajaan Majapahit.

Thomas Stanford Raffles (1817) dalam bukuknya History of Java, menyebut candi Kalicilik dengan sebutan nama Candi Genengan, penamaan ini didasari karena keletakannya dekat dengan Desa Genengan, nama Genengan ini disepadankan dengan kata Kagenengan, kata Kagenengan merupakan tempat pendarmaan Ken Arok berdasarkan informasi yang termuat dalam Pararaton, Nagarakretagama, dan Prasasti Mula-Malurung.

Menurut Agus Aris Munandar dalam makalahnya yang disampaikan dalam Seminar Naskah Kuno Nusantara sebagai Warisan Bernilai Luhur dalam rangka memperingati seperempat abad Perpustakaan Nasional Republik Indonesia mengatakan dalam kitab Negarakrtagama pupuh XL bait 5 “ri sakasyabdi rudra karma kalahaniran mantuk ingswargaloka, kyating rat sang dinarmma dwaya ri kagnangan/sewaboddeng usana” artinya, pada tahun 1149 Saka (1227 Masehi) dia berpulang ke sorgaloka, meninggalkan dunia. Dia didharmakan di dua tempat di Kagnangan sebagai Siwa dan sebagai Budha di Usana. Isi bait ini merupakan tempat pendharmaan tokoh Ken Arok pendiri dinasti Rajasa yang keturunannya memerintah di Kerajaan Singasari dan Majapahit.

Selain dalam Kakawin Negarakrtagama juga disebutkan dalam Pararaton pupuh XV bait 25 “ri linanira sang amurwabhumi I saka 1169 sira dhinameng kagenengan artinya sang amurwabhumi (Ken Angrok) mangkat pada tahun 1169 Saka (1247 Masehi) dia didharmakan di Kagenengan”. Mengenai Kagnangan/Kagenengan sebagai pendharmaan Ken Arok sebagai Siwa ataupun pendharmaannya di Usana sebagai Budha hinggga saat ini belum dapat diketahui keberadaannya secara pasti.

Agus Aris Munandar mengatakan bahwa kemungkinan Kagenengan tempat pendharmaan Ken Arok adalah Candi Kalicilik, sedangkan angka tahun yang terdapat pada ambang pintu masuk yang menunjukkan masa Majapahit mungkin merupakan angka tahun peringatan terhadap perbaikan atau pemugaran dari bangunan yang telah ada sebelumnya dari masa Singasari (Munandar, 2005: 3-4).

Upaya pelestarian terhadap Candi Kalicilik, sudah dilakukan sejak masa kolonial Belanda antara lain pencatatan / penelitian dilakukan oleh Thomas Stanford Raffles (1817) History of Java II, Hoepermans Hindoe-oudheden van Java (1864-1867) in ROD 1913, J. Knebel (1908) Beschrijving der Hindoe-oudheden in de afdeeling Blitar ROC, FDK Bosch (1918) dalam ROD 1915. Kemudian pada tahun 1913 diadakan pemugaran untuk menghindari keruntuhan oleh Dinas Purbakala (‘Oudheidkundige Dienst in Nederlansche Indie (OD)’) yang dipimpin oleh N.J. Krom. Pada masa selanjutnya tahun 1993 dilakukan kegiatan konsolidasi pada bagian kaki candi oleh SPSP Jawa Timur, selain itu dilakukan pencatatan dalam kegiatan inventarisasi, dilakukan konservasi secara berkala dan menempatkan juru pelihara.(deasy)