You are currently viewing Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca dan Penyebarannya (5)

Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya, Seni Arca dan Penyebarannya (5)

Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah telah menerbitkan beberapa buku. salah satu buku yang telah diterbitkan adalah buku berjudul Jawa Tengah Sebuah Potret Warisan Budaya. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi Jawa Tengah bekerjasama dengan Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (Prof. Sumijati Atmosudira dkk /editor). Mempertimbangkan permintaan dari masyarakat maka buku ini ditampilkan di laman ini.

Arca-arca Candi Selogriyo

Arca-arca yang ditempatkan di Candi Selogriyo, Magelang (abad IX-X TU), terdiri atas Durgamahisasuramardini, Ganesa, Agastya, Mahakala, dan Nandiswara. Dalam sebuah candi Hindu, arca-arca tersebut biasanya ditempatkan dalam candi yang menempatkan Siwa sebagai dewa utamanya. Pada kasus seperti ini, Siwa atau perwujudannya dalam bentuk Lingga-Yoni ditempatkan pada garbjagreha (bilik utama), sedangkan dewa-dewa yang lain ditempatkan pada relung atau bilik pendamping . berturut-turut, Agastya di selatan Ganesa di barat, dan Durga di utara.

Sementara itu, Mahakala dan Nandiswara ditempatkan di relung kiri dan kanan bilik utama. Mahakala adalah aspek ugra Siwa yang berkulit hitam dan berkuasa atas waktu. Oleh karena itu, Mahakala sangat berkuasa, karena waktulah yang mempunyai kekuatan yang bersifat mengadakan, melangsungkan, dan sekaligus meniadakan atau membinasakan. Atribut Mahakala adalah gada yang merupakan simbol kematian. adapun Nandiswara adalah penggamabaran antropomofik Nandi yang mempunyai kedudukan sebagai aspek dari Siwa, laksananya adalah trisula (tombak bermata tiga) atau bhindipala (sejenis tombak).

Konfigurasi arca seperti di Candi Selogriyo merupakan rumusan standar penempatan arca di candi Hindu, rumusan serupa juga diterapkan di candi induk kompleks Prambanan. Di India konfigurasi semacam itu disebut parswadewata, akan tetapi kedudukan Agastya digantikan oleh Kartikeya. Dengan demikian berarti konfigurasi tersebut merupakan penggambaran Siwa beserta keluarga intinya, yang terdiri atas Durga atau Bhatari Gori sebagai perwujudan Parwati serta Ganesa dan Kartikeya sebagai putra-putra Siwa.