Talangbetutu “Gudang” Bom

0
1843

Kliping koran ini berjudul “Talangbetutu “Gudang” Bom“, guntingan atau pemotongan artikel atau berita ini diambil dari Surat Kabar Sriwijaya Post terbitan tanggal 24 Agustus 2002. Kegiatan pemotongan kliping koran yang diambil dari berita dan artikel tentang tinggalan cagar budaya merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan kelompok kerja Pelindungan Balai Pelestarian Cagar Jambi.

BPCB Jambi

RABU (21/8), sebuah bom kembali ditemukan di kawasan seputar Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang. Penemuan bom ini menyusul penemuan empat ranjau sebelumnya awal bulan ini. Bom maupun bahan peledak lainnya yang ditemukan ini kebanyakan peninggalan Jepang semasa perang kemerdekaan.
Dilihat dari segi geografis, penemuan bom di sekitar Bandara SMB II Palembang bukan sesuatu yang mengejutkan lagi. Sebab, jauh sebelum ditemukan bom yang terakhir itu, sudah beberapa kali ditemukan bom dan bahan peledak di sekitar Bandara SMB II ini. Selain itu, kawasan Bandara SMB merupakan bekas pangkalan udara sekaligus pertahanan udara Jepang. Salah satu yang masih tampak sebagai peninggalan bangsa Jepang, adalah bangunan pengintai yang terletak di pinggir landasan pacu Sultan Mahmud Badaruddin.
Dalam catatan Sripo pada 11 Juli 1998 Lanud Palembang meledakan (demolisi) sebuah bom buatan Jepang yang ditemukan di dekat kebun milik Lanud, disusul pula 13 Juli 1998, ditemukan bom aktif panjang 75 cm diameter sekitar 25 cm dan berat sekitar 25 kilogram di sebelah utara runway (runway 17), bentuknya roket. Lalu ditemukan lagi 17 Juli 1999 ditemukan sebuah bom di runway (landasan pacu) 29 atau sebelah Utara Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II.
Bom-bom yang sering ditemukan di Pangkalan Udaia dan di daerah border TNI AU tersebut diperkirakan dijatuhkan saat meletus PD II antara tahun 1942-1945. Ketika itu kawasan Pangkalan Talangbetutu (sekarang Pangkalan TNI AU Palembang-red) sedang dikuasai Jepang. Pesawat yang membawa bom tersebut jenis B10 dan B25 milik sekutu di bawab Jenderal Mc Arthur sebagai Komandan Pasukan Sekutu wilayah Asia Pasifik. Selain di Pangkalan Talangbetutu. bom-bom tersebut juga dijatuhkan di daerah Plaju.
Tim Pengamanan Bahan Peledak (Pamhandak) dari Depo-Senmu (Senjata Amunisi) 60 Madiun (Pangkalan Iswahytidi) pernah melakukan penyisiran di border TNI AU Palembang pada 13 September 1998 lalu, tapi tidak menemukan apa-apa. Lanud Palembang mempunyai daerah border seluas 720 hektare dan yang dipakai oleh Lanud untuk pangkalan, lapangan terbang sekitar 400 hektare, dan sekitar 150 hektare didiami penduduk sipil, (syh)