Selat Gaspar dan Selat Bangka

0
1847
BPCB Jambi

Melihat ramainya jaringan pelayaran dan pedagangan pada abad ke-7-10 Masehi yang melalui perairan Belitung, dapat dibayangkan banyaknya kapal yang berlalu-lalang di perairan antara Bangka-Belitung. Padahal perairan disitu sangat berbahaya bagi pelayaran, karena sering terjadi badai tropis dan pantai pada pulau banyak terdapat batu. Akibat badai tidak jarang kapal-kapal yang terdampar dan pecah menabrak batu di pantai. Di sekitar Pulau Belitung banyak terdapat pulau kecil yang pantainya berbatu. Pada saat cerah keadaan pantai sangat indah, tetapi ketika badai keadaan pantai menjadi berbahaya.

Badai tropis sangat membahayakan pelayaran karena datangnya secara tiba-tiba. Cuaca yang tadi¬nya cerah, tiba-tiba berubah menjadi gelap dengan angin yang kuat. Tidak jarang kapal niaga yang tenggelam akibat terpaksa menerjang badai ini. Salah satu di antara banyak kapal yang tenggelam adalah kapal Arab atau India  .

Ini baru satu-satunya contoh kapal Arab atau India di Asia Tenggara. Kapal ini tenggelam bersama kargonya berupa barang-barang kera¬mik Changsha, tembikar, dan logam. Berdasarkan pertanggalan kera¬miknya, kapal ini diduga tenggelam pada sekitar abad ke-9 Masehi. (Sumber: Bambang Budi Utomo)

BPCB Jambi

Poster ini berjudul “Selat Gaspar dan Selat Bangka”, desain dan perancangan poster ini dilakukan untuk menjalankan salah satu tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam melakukan pubilkasi dan sosialisasi pelestarian cagar budaya. Poster ini ditampilkan dalam kegiatan pameran kepurbakalaan yang dilaksanakan dalam rangka Pameran Kepurbakalaan “Bangka Belitung Dalam Lintas Perdagangan dan Budaya”. Kegiatan pameran kepurbakalaan ini dilaksanakan pada tanggal 23-27 Juli 2009, bertempat di Museum Belitung, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan Kegiatan Pameran “Bangka Belitung Dalam lintas Perdagangan dan Budaya” dilaksanakan BP3 Jambi (sekarang BPCB Jambi) berkerjasama dengan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan Museum Negeri Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.