Masyarakat Lebak Bandung Heboh Ditemukan Benda-Benda Peninggalan

0
4438
BPCB Jambi

Kliping koran ini berjudul “Masyarakat Lebak Bandung Heboh Ditemukan Benda-Benda Peninggalan“, guntingan atau pemotongan artikel atau berita ini diambil dari Surat Kabar Independent terbitan tanggal 14 September 1996. Kegiatan pemotongan kliping koran yang diambil dari berita dan artikel tentang tinggalan cagar budaya merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan kelompok kerja Pelindungan Balai Pelestarian Cagar Jambi.

BPCB Jambi

Siang Dapat Keris, Malam Mimpi Menakutkan

Jambi, Ind Tanpa disangka dan diduga, ditemukan benda-benda peninggalan purbakala berupa potongan besi yang menyerupai keris atau parang, tiga buah manik-manik, dua buah tempayan atau guci di Rt 24 Rw 02 Kelurahan Lebak Bandung Kecamatan Jeiutung Kotamadya Jambi.

Awal penemuan ini ketika Jumono (25), buruh bangunan Selasa (10/9) saat sedang mem­buat pondasi untuk membangun rumah, menemukan tiga buah manik-manik yang diperkirakan peninggalan zaman purbakala.

Penemuan Jumono ini, lang­sung dilaporkan ke pemilik rumah yang sedang dibangun­nya yakni Suwadji. Saat itu juga manik-manik itu lalu diangkat; dibersihkan dan disimpan di rumah Suwadji sebagai pemilik tanah sekaligus rumah yang sedang dikeijakan Jumono.

Satu hari berselang, Rabu (11/ 9) penemuan Jumono atas tiga- buah manik- manik yang ber­beda bentuknya itu. diikuti juga rekan sekerjanya Paimin (27). saat itu Paimin hendak mem­buat lobang untuk pembuangan tinja atau Septhy Tank.

Ketika sedang menggali tanah guna membuat lobang itulah, mata cangkul Paimin menyen­tuh potongan-potongan besi yang menyerupai sebuah keris. Dan juga diperkirakan pening­galan zaman purbakala.

Seperti Jumono, Paimin juga mengangkat potongan besi itu dan dibersihkan. Setelah diber­sihkan potongan besi itu, lalu di simpan Paimin.

Anehnya begitu usai kerja sore harinya. Paimin seperti biasa pulang ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari tempatnya bekerja sekaligus menemukan potongan besi yang menyerupai keris itu. Dirumahnya inilah ketika tidur malam harinya, Paimin bermimpi yang seram- seram seperti didatangi orang tua atau Lainnnya.

Tanpa pikir panjang esok harinya Kamis (12/9), potongan besi yang ditemukan Paimin langsung dikembalikan ke tem­pat semula dan di tanam kem­bali. Selanjutnya penemuan benda-benda peninggalan pur­bakala itu dilaporkan ke UPT Suaka Peninggian Sejarah dan Purbakala Jambi.

Mendapat laporan ini, pihak UPT Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi, langsung terjun ke lokasi penemuan yakni di RT 24 RW 02 Kelurahan Lebak Bandung Kecamatan Jelutung Kotamadya Jambi.

Tiga orang petugas yang diki­rim ke lokasi, mulai mencari tempat-tempat lainnya yang diperkirakan masih terdapat benda-benda prasejarah itu. Akhirnya tim ini. berhasil menemukan benda lainnya be­rupa dua buah tempayan atau guci.

Tempat penemuan dua tem­payan ini, tepatnya dibawah lapangan bolavoli LBC Club yang terletak di RT 24. Sekitar 50 meter dari tempat dite­mukannya potongan besi dan manik-manik tadi.

Sampai berita ini diturunkan, tim UPT masih menggali dua tempayan yang berukuran tinggi 90 cm dan berdiameter sekitar 50 cm. Sedangkan satu tem­payan lainnya berukuran kecil yakni tinggi 15 cm dan ber­diameter sekitar 20 cm.

Diperkirakan tempayan yang kecil ini, sebagai alat penutup atau tutup tempayan yang besar. Dan isi tempayan itu hingga kini belum diketahui. Sebab tim baru berhasil menggali separuh dari besarnya tempayan itu.

“Kami belum bisa memas­tikan apakah disini ada suatu kerajaan atau tidak. Tapi ber­kemungkinan besar ini hanya sebuah tradisi kehidupan ma­syarakat dahulu,” ujar Edi Sunarko, bagian sejarah UPT Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi, kepada Inde­pendent.

Diungkapkan, pihaknya juga belum mengetahui apakah pene­muan benda-benda ini meru­pakan peninggalan masyarakat pada masa zaman Hindu, Budha atau Islam. Sebab untuk menge­tahui itu harus diteliti lebih lanjut.

“Kami akan meneliti setiap penemuan benda-benda yang diperkirakan peninggalan ma- syarakat terdahulu, guna meneliti pada zaman apa benda itu dibu­at,” ujar Sunarko disela-sela pengalian tanah di lokasi pene­muan itu.

Menurut Sunarko, pihaknya hanya berkeyakinan bahwa apa yang ditemukan ini merupakan makam-makam masyarakat terdahulu. Namun makam ini hanya makam kedua atau ma­kam sekunder, maksudnya tra­disi masyarakat terdahulu bila ada orang yang meninggal dimakamkan disuatu tanah lapangan, setelah beberapa lama baru digali dan dimakamkan ditempat kedua.

Pemakaman ditempat kedua ini, ujarnya Sunarko selain mayat yang telah dimakam pada tempat semula, juga turut dita­namkan beberapa barang milik keluarga yang meninggal atau barang yang meninggal itu sendiri.

“Manik-manik yang dite­mukan itu ada tiga bagian dan kini sudah kami amankan, guna sebagai bahan penelitian selan­jutnya,” kata Sunarko sembari memberi petunjak pada ma­syarakat yang membantu su­paya mencangkul tanah itu perlahan-lahan.

Dikatakan, manik manik itu yakni manik-manik selindri yang berwarna merah, manik- manik selindri ini terbuat dari gerabah. Dan manik lainnya yakni manik-manik krucut gan­da yang terbuat dari batu dan berwarna coklat kemerah-mera­han.

“Satu manik-manik lagi yakni manik-manik berbentuk coklat dan berwarna biru. Manik- manik berwarna biru ini terbuat dari kaca,” ujarnya dan menam­bahkan pihaknya tidak bisa mengamankan potongan besi yang disinyalir sebuah keris itu.

Hal ini, kata Sunarko poto­ngan besi itu telah ditanam kembali ke tempat asalnya oleh penemunya, karena penemunya bermimpi yang mengerikan. Setelah ditanam itu diatasnya telah dicor atau disemen karena pembuatan rumah tadi.

Pantauan Independent dilokasi penemuan terlihat tiga orang dari UPT Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jambi, lengah melakukan pengalian di dua lokasi yang berbeda. Satu lokasi pengalian tempayan dan satu lagi dilokasi baru yang diperkirakan ada peninggalan didalam tanah yang digali.

Ratusan masyarakat yang datang dari berbagai tempat, selain menyaksikan pengalian itu.

Mereka juga membantu tiga orang dari UPT itu dalam meng­gali tanah yang diperkirakan ada benda peninggalan lainnya

(ani)