Kerajaan Sriwijaya lahir dan dibesarkan dengan kekuatan bahari sebagaimana terlihat dari tulisan pada Prasasti Kedukan Bukit (16 Juni 682) yang menyatakan “Yang dipertuan Hyang berangkat dari Minangan Tamwan membawa bala (tentara) dua puluh ribu dengan peti dua ratus, berjalan di perahu,dengan jalan (darat) seribu tiga ratus sepuluh dua banyaknya” . Mereka melakukan perjalanan siddhayatra untuk mencari tempat dan mendirikan sebuah wanua (perkampungan).
Kerajaan Sriwijaya menguasai Perdagangan pada zamannya. Kapal-kapal niaga yang datang ke sriwijaya sebelum melanjutkan aktivitas niaga ke Nusantara, terlebih dahulu membongkar muatan untuk dipindahkan ke kapal ŚSriwijaya. Dengan kapal ŚSriwijaya ini selanjutnya barang niaga dibawa ke berbagai tempat di Nusantara, seperti ke Jawa dan Kalimantan Barat.
Mengenai bentuk kapal kira-kira seperti yang digambarkan pada relief candi Borobudur. Ada yang mempunyai cadik dengan tiang-layar, dan ada pula yang tidak bercadik. Kapal yang bercadik diduga merupakan kapal samudra. Kemudinya terletak di samping bagian belakang.
Jejak kapal pada masa Sriwijaya ini, salah satunya sisa perahu yang ditemukan di situs Samirejo. Sisa kapal kuno ini yang dibangun secara tradisionil dengan teknik yang disebut “papan ikat dan kupingan pengikat” (sewn-plank and lashed-lug technique) dan diperkuat dengan pasak kayu/bambu dan tali ijuk.
Poster yang berjudul “Kekuatan Laut Sriwijaya”, didesain dan dirancang menjadi sebuah poster sebagai media informasi ini dilakukan untuk menjalankan salah satu tugas dan fungsi Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dalam melakukan pubilkasi dan sosialisasi pelestarian cagar budaya. Poster ini ditampilkan dalam kegiatan pameran kepurbakalaan yang dilaksanakan dalam rangka Pameran Kepurbakalaan “Bangka Belitung Dalam Lintas Perdagangan dan Budaya”. Kegiatan pameran kepurbakalaan ini dilaksanakan pada tanggal 23-27 Juli 2009, bertempat di Museum Belitung, Tanjung Pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Pelaksanaan Kegiatan Pameran “Bangka Belitung Dalam lintas Perdagangan dan Budaya” dilaksanakan BP3 Jambi (sekarang BPCB Jambi) berkerjasama dengan Direktorat Peninggalan Bawah Air, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, dan Museum Negeri Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.