Ratusan tahun sudah tak terhitung lamanya, keelokan tubuhmu menahan rasa sakit karena tindihan reruntuhan bata-bata Gumpung yang bertebaran. Engkau dengan sabar menunggu masa itu tiba, hingga keberadaanmu membawa pesan. Pembuka tabir yang selama ini terkubur. Prajnaparamitha, begitu panggilanmu bagi mereka yang mengagumi langgam yang melekat pada tubuhmu.
Prajnaparamitha merupakan salah satu temuan penting berupa artefak yang melatar belakangi pendirian Candi Gumpung. Proses budaya yang berlangsung pada masa itu masih menjadi misteri bagi masyarakat yang awam dengan pengetahuan latar budaya yang berkembang pada masa itu. Penemuan arca Prajnaparamitha disertai dengan ditemukannya padmasana (tempat dudukan arca) di antara reruntuhan candi induk.
Keanggunan Gumpung semakin kemilau dengan ditemukannya peripih dengan enam lubang berbentuk bujursangkar pada bagian dasar candi, disusun menurut konsep kedudukan dewa-dewa pantheon agama Buddha pada arah mata angin tertentu. Di dalam peripih ini terdapat berbagai macam benda upacara antara lain berupa lempengan emas (bertulis aksara Jawa Kuna), perhiasan emas, cepuk emas dan perunggu, dan batu-batu permata berwarna ungu, merah, dan biru.