SD Negeri 11 Ampenan (Bekas Bangunan Chung Hua School) berlokasi di Jl. Ragi Genap No.10 Kampung Melayu, Desa Ampenan Tengah, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram dengan titik koordinat UTM Zona 50 L 0398331 9052270.
Bangunan SD Negeri 11 Ampenan dulunya merupakan bagian dari Chung Hua School yang didirikan oleh lembaga Chung Hua Chung Hui pada 1940-an. Arsitektur bangunan ini memiliki langgam art deco berpadu dengan arsitektur lokal yang pada awalnya menjadi satu kesatuan dengan bangunan SMP Negeri 3 Ampenan (yang dikenal dengan nama Sekolah Dolar) yang berada di sebelah utara, Hanya saja bangunan di SMP Negeri 3 Ampenan telah mengalami perubahan sehingga yang tersisa dari bangunan Chung Hua School adalah bangunan SD Negeri 11 Ampenan. SD Negeri 11 Ampenan (Bekas Bangunan Chung Hua School) ini terletak di sebelah utara Sungai yang bermuara ke Muara Kali Jangkok dan Pantai Ampenan
Dasar didirikannya Chung Hua School, bahwa bagi etnis Tionghoa pendidikan ideal adalah pendidikan yang sarat dengan identitas keTionghoaan yang terwujud dalam ilmu pengetahuan mengenai budaya serta adat-istiadat Tionghoa. Melaluinya usaha transformasi budaya terhadap etnis Tionghoa (khususnya Tionghoa peranakan) di Hindia Belanda perlahan-lahan berusaha diwujudkan serta baru terealisasi pada awal abad ke-20 dengan berdirinya sekolah berbahasa pengantar bahasa Tionghoa yang modern dan terstruktur. Dinamika pendidikan berbasis etnis ini ternyata mengalami pasang surut seiring dengan kebijakan pemerintah yang berkuasa di Hindia Belanda hingga Indonesia merdeka. Keberlangsungan pendidikan berbasis etnis Tionghoa ini harus terhenti pasca Gestapu tahun 1965 seiring meningkatnya sentimen negatif terhadap etnis Tionghoa di Indonesia.
Pendirian Chung Hua School bertujuan memenuhi kebutuhan anak-anak Tionghoa keturunan. Terutama mereka yang berorientasi pada tanah leluhur, yang pada masa itu mengalami euphoria menjelang lahirnya Republik Tiongkok. Meskipun republik itu baru resmi terbentuk pada tahun 1912, namun semangat nasionalisme yang digaungkan di Tiongkok juga dirasakan etnis Tionghoa di Hindia Belanda. Tujuan utama pendirian Chung Hua School untuk mendidik dan menumbuhkan semangat bela negara. Mendidik keturunan Tionghoa dengan murah hati (biaya rendah) serta menyebarluaskan pendidikan Tionghoa. Sekolah itu mengedepankan pengembangan pola pikir, mengarahkan siswa memiliki pandangan hidup yang benar, sehingga menekankan ilmu praktis bukan teoritis. Kurikulum tersebut meliputi Bahasa Tjeng Im atau bahasa Mandarin universal tanpa merujuk ke salah satu dialek. Kemudian ilmu hitung, ilmu bumi Tiongkok, ilmu alam, bahasa Inggris, ilmu pengetahuan umum, ilmu pengetahuan barat, bernyanyi, olahraga, ilmu gambar, kerajinan tangan, dan budi pekerti. Chung Hua School juga menerapkan kegiatan pramuka. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda dikenal dengan istilah padvinder yang diadakan di luar jam pelajaran sekolah.
Bangunan SD Negeri 11 Ampenan (Bekas Bangunan Chung Hua School) terdapat 8 (delapan) ruangan, masing-masing ruangan memiliki sebuah pintu masuk yang menggunakan material kayu dengan ukuran tinggi 2,48 m, tinggi keseluruhan ditambah ventilasi transom 3,30 m, dan lebar 1,25 m. SD Negeri 11 Ampenan (Bekas Bangunan Chung Hua School) memiliki 2 buah pintu masuk utama yang terletak di sisi barat dan sisi timur yang membentuk sebuah lorong, pintu utama memiliki ukuran tinggi 2,39 m, tinggi keseluruhan ditambah ventilasi transom 2,25 m, dan lebar 1,41 m.
Pintu utama menggunakan material kayu jati dan memiliki 2 buah daun pintu yang sangat kokoh dan juga tebal. Menurut informasi dari pihak sekolah, pada salah satu ruangan kelas yang berada di sisi selatan, terdapat 2 buah bekas pintu yang menghubungkan antar ruangan. Saat ini, pintu tersebut telah ditutup menggunakan material bata bersusun yang diplester dengan semen. Di setiap ruang kelas terdapat jendela yang terbuat dari kayu jati dengan tipe sorong dengan variasi bukaan ayun yang mengarah keluar. Serta terdapat teralis besi untuk memisahkan jendela luar dan jendela dalam. di beberapa ruangan masih terdapat jendela rangkap yang dimana terdapat penambahan daun jendela bagian dalam berupa jendela kaca transparan yang bukaannya mengarah ke dalam.
Bagian dinding bertekstur halus yang dilapisi cat. Dibeberapa bagian dinding telah mengalami pengelupasan khususnya pada material cat serta berlumut yang disebabkan akibat kelembaban ruangan. Bagian plafon bermaterialkan anyaman bambu sedangkan pada bagian penutup atap sudah diganti dengan seng. Lantai sekolah yang awalnya menggunakan tegel (ubin) sudah diganti menggunakan keramik berwarna putih polos dengan ukuran 30 cm x 30 cm.