Rumah Adat Uma Adung di Situs Kampung Adat Pasunga

0
2012

Secara administratif Kampung Adat Pasunga termasuk dalam wilayah Desa Anakalang, Kecamatan Katikutana. Secara astronomi terletak pada posisi 50 L 0782653, 8939074 UTM. Lokasi situs berjarak ±  8 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Sumba Tengah. Lokasi Kampung Adat Pasunga sangat mudah dicapai karena terletak dipinggir jalan raya antar kabupaten yang menghubungkan Kabupaten Sumba Barat dengan Kabupaten Sumba Timur, berseberangan dengan pasar tradisional Kecamatan Katikutana. Pintu masuk ke areal perkampungan menghadap arah selatan, menghadap langsung ke jalan raya. Setelah memasuki areal perkampungan akan terlihat deretan rumah adat tradisional yang saling berhadapan, yang mengitari kubur-kubur batu yang ada di antara rumah-rumah adat tersebut.  Di kampung ini terdapat 22 buah rumah adat, 11 buah di sisi barat ; 9 beratap tinggi, 2 beratap rendah, 11 buah di sisi timur ; 7 beratap tinggi, 4 beratap rendah.

Rumah Adat Uma Adung

  • Inventaris : 2/16-18/BNG/7
  • Ukuran
    • Panjang :12,50 m
    • Lebar : 12,40 m
  • Bahan : Kayu, bambu, seng
  • Arah hadap : Barat
  • Deskripsi : Berupa rumah panggung yang terdiri atas 36 tiang, termasuk empat buah tiang pokok. Secara keseluruhan rumah ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
    • Bagian bawah merupakan ruangan di bawah lantai yang difungsikan sebagai kandang hewan peliharaan atau tempat kayu bakar
    • Bagian tengah merupakan ruangan tempat tinggal bagi keluarga pemilik. Untuk masuk ke dalam ruangan dapat melalui dua pintu yang ada di sisi barat (depan) dan di sisi utara. Pintu depan diperuntukan bagi anggota laki-laki dan wanita yang belum menikah. Pintu samping utara diperuntukan bagi para ibu-ibu. Di dalam ruangan ini juga difungsikan sebagai tempat memasak (dapur). Dapur ditempatkan tepat di tengah-tengah ruangan (di antara keempat tiang utama) dan di atasnya terdapat tempat untuk menyimpan bahan makanan dan barang berharga. Di bagian depan ruangan (barat) terdapat serambi.
    • Bagian atas merupakan atap bangunan yang awalnya dibuat dari bahan ilalang, tetapi setelah dilakukan pemugaran tahun 1990 atapnya diganti dengan seng. Bagian puncak atap dibentuk tinggi mengerucut.