Pelabuhan Kolonial Ampenan

0
1821

Pada abad ke-19, Pelabuhan Ampenan merupakan pelabuhan yang penting di Pulau Lombok. Pada tahun 1840, Pelabuhan Ampenan telah menjadi pelabuhan ekspor impor oleh Kerajaan Mataram-Lombok. Melalui Ampenan, beras sebagai komoditi dagang terbesar diekspor ke Manila, Cina Bourbon, Mauritius, dan beberapa daerah di Nusantara seperti Jawa, Madura dan Makassar.

Dilihat begitu pentingnya pelabuhan Ampenan, pihak Belanda memiliki keinginan untuk menguasainya. Penguasaan pelabuhan Ampenan diambil alih oleh Belanda pasca kemenangannya melawan Kerajaan Mataram-Lombok pada tahun 1894 dan mulai saat itu pemerintah kolonial Hindia-Belanda membangun dermaga dan mengeluarkan kebijakan. Pelabuhan Ampenan menjadi tambah penting ketika pemerintah kolonial Hindia-Belanda menggunakannya sebagai tempat untuk mengekspor hasil bumi berupa kandungan mineral (timah dan bijih besi), peternakan, dan pertanian yang ada di lombok.

Situs Pelabuhan Ampenan terletak di Pantai Ampenan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram pada titik koordinat UTM Zona 50 L 0397857 9052513. Pelabuhan Ampenan saat ini hanya tersisa bekas dermaga dan beberapa bangunan, salah satunya bekas bangunan Bank Dagang Belanda (Nederlands Indische Handelsbank). Bekas dermaga ini menyisakan tiang baja yang berada di tengah laut dan sudah mengalami salinitasi air laut (korosi). Di utara pelabuhan terdapat satu bangunan yang masih utuh dan tidak terawat yang merupakan bekas Bank Dagang Belanda (Nederlands Indische Handelsbank). Arsitektur bangunan indis ini merupakan perpaduan arsitektur bangunan gaya eropa dan arsitektur lokal (tropis). Bangunan bekas Bank Dagang Belanda ini menurut informasi masyarakat bahwa telah beberapa kali adaptasi terkait pemanfaatan bangunan ini. mulai pemanfaatannya sebagai Bank Indonesia, Cafe/Bar, hingga tempat jual beli barang bekas ex villa-hotel.

Foto Pelabuhan Ampenan Masa Kolonial
(sumber foto : https://sampaijauh.com/pelabuhan-bersejarah-di-indonesia-4399)
Foto Pelabuhan Ampenan saat ini

Objek yang diduga cagar budaya yang ada di situs pelabuhan Ampenan, yaitu sebagai berikut :

Struktur Bekas Tiang Dermaga

Dermaga ini dulunya berfungsi sebagai tempat bersandar kapal pada masa pemerintahan Hindia Belanda di Ampenan. Saat ini, hanya tersisa tiang dermaganya saja yang berjumlah 28 (dua puluh delapan) buah. Jarak tiang dermaga dari bibir pantai kurang lebih berjarak 30 meter. Sedangkan jarak tiang dermaga dari permukaan air laut diperkirakan ± 2,70 meter. Tiang dermaga ini dibuat dengan material baja, kondisi bekas tiang dermaga sangat parah akibat mengalami salinitasi air laut (korosi akibat garam air laut).

Foto Bekas Tiang Dermaga
Dermaga Ampenan Masa Kolonial
(sumber foto : https://mataramradio.com/2021/10/29/al-ampenani-yang-mendunia/)