Nilai Penting Museum Bikon Blewut

0
5322

Cagar budaya merupakan suatu fenomena tersendiri yang dalam perkembangannya sangat menarik bagi berbagai kalangan, baik dari sisi keunikannya, kelangkaannya, nilai-nilai yang ada di dalamnya, maupun daya tarik lainnya. Segala hal yang terkandung dalam cagar budaya merupakan potensi yang kiranya dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yang dapat memberikan keuntungan, baik itu dari sisi ekonomi, ilmu pengetahuan, kebudaayaan maupun untuk memperkuat jati diri suatu bangsa. Satu bidang yang saat ini banyak memanfaatkan cagar budaya adalah bidang pariwisata, mengingat selain keindahan alam, budaya merupakan hal yang paling dicari oleh wisatawan. Berkenaan dengan hal tersebut cagar budaya sebagai peninggalan budaya perlu dikelola dengan baik sehingga akan menjadi suatu objek yang mampu menunjukkan nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya.

Secara konseptual pengelolaan sebuah aset tinggalan budaya harus memperhatikan 4 (empat) aspek penting, yaitu yang signifikan secara ekonomis, sosial, politik dan ilmiah (Hall and McArthur, 1993 dalam Badan Pengelola Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010). Melengkapi empat komponen tersebut Reime dan Hawkins (1979) menambahkan dua aspek penting lainnya, yaitu layak secara fisik dan layak dipasarkan (marketable) (Timothy and Boyd, 2003 dalam Badan Pengelola Peninggalan Sejarah dan Purbakala Daerah Istimewa Yogyakarta, 2010).

Terkait hal tersebut di atas, serta memaknai nilai yang terkandung dalam suatu sumber daya budaya yang di dalamnya termasuk  cagar budaya setidaknya ada tiga sudut pandang yang perlu diperhatikan, yang antara lain adalah : kegunaan (use value), pilihan (option value) dan keberadaan (existence value).  Berdasarkan azas kegunaan, suatu sumberdaya mempunyai nilai penting apabila dapat memberikan manfaat pada saat ini. Manfaat itu bisa saja beragam, baik bersifat material maupun non material. Azas pilihan menekankan pada tekad untuk menyelamatkan cagar budaya sebagai warisan untuk generasi mendatang. Karena itu, prinsip utamanya adalah menjaga agar sumberdaya budaya dapat dipertahankan selama mungkin sehingga dapat dinikmati oleh genarasi selanjutnya. Azas keberadaan berpandangan bahwa yang paling penting sumberdaya budaya itu tetap ada, walaupun kini kegunaannya tidak dirasakan sama sekali. Kepuasan pendukung azas ini ini tercapai kalau mereka mendapatkan kepastian bahwa sumberdaya itu akan bertahan (survive) atau tetap exis (in existence) (Andi Muhammad Said, dkk, 2013).

Ruang Koleksi
Gudang Penyimpanan Koleksi
Salah Satu Koleksi Fosil gigi Gajah Purba

Nilai Penting pendidikan Keberadaan Museum Bikon Blewut merupakan sumber mata pelajaran sejarah bagi siswa karena memiliki benda-benda bersejarah serta nilai-nilai kesejatahan tentang keadaan dan peristiwa yang terjadi di pulau Flores pada masa lalu. Ditinjau dari nilai pendidikan yang didapat dari objek yang diduga cagar budaya yang tersimpan di Museum Bikon Blewut menjadi bagian dari pendidikan peningkatan jati diri masyarakat pendukung kebudayaan, baik dari kalangan anak-anak, generasi muda hingga para tetua. Selain itu dari segi akademis penggalian nilai-nilai dalam tinggalan budaya akan menimbulkan rasa bangga pada tanah air khususnya pada lingkungan tempat tinggal, sehingga tujuan pendidikan yakni dapat mecerdaskan dan mencintai budaya dapat terwujud, terlebih dapat menimbulkan sikap melestarikan warisan budaya tersebut.

Nilai Penting Ilmu Pengetahuan Berdasarkan hasil identifikasi, keberadaan sumberdaya budaya di Museum Bikon Blewut memiliki koleksi Fosil-Fosil Manusia Purba Flores, fauna gua Flores bertingkat subfossil, fauna daraetan Flores bertingkayt fosil, alat-alat kebudayaan Dongson flores, alat-alat kebudayaan mesolitikum Flores, dan alat-alat kebudayaan neolitikum Flores yang sangat penting dapat digunakan untuk kepentingan penelitian dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah ilmu arkeologi, Ilmu Antropologi dan ilmu kebumian. Nilai penting ilmu arkeologi dapat dilihat dari penelitian arkeologis yang dilakukan di museum ini, baik institusional maupun personal. Nilai penting ilmu antropolgis dapat dilihat penelitian antropologis yang dilakukan oleh antropolog Paul Schebesta SVD menegaskan bahwa ras Negrito ini benar-benar terbukti pernah hidup di pulau Flores dan tentunya telah pula tersebar lebih jauh lagi ke Asia Selatan dan Tenggara.

Nilai Penting Sejarah Nilai penting sejarah Museum Bikon Blewut berhubungan dengan sejarah penemuan dan penggalian hingga terhimpunnya hasil-hasil penemuan koleksi-koleksi tersebut, museum ini didirikan pada tahun 1965 oleh Pater Dr. Verhoeven di Todabelu, Kabupaten Ngada, Flores. Sedangkan dari segi sejarah penataan dan pengelolaan koleksi-koleksi itu secara sistematis-ilmiah, museum ini didirikan pada tahun 1983 oleh Pater Drs. Piet Petu SVD di Ledalero-Maumere, Kabupaten Sikka, Flores. Museum Bikon Blewut tak bisa dipisahkan dari nama Dr. Theodor Verhoeven SVD, misionaris SVD (1949-1967) ke Flores dan ahli etnolinguistik tamatan Universitas Utrecht Nederland, karena sebahagian besar koleksi-koleksi utama museum ini adalah hasil penggaliannya dan penemuannya yang spektakuler. Dimulai dari penemuan alat-alat kebudayaan neolitik, penemuan kebudayaan flake dan blade, penemuan kebudayaan dongson, penemuan dibidang paleoantropologis, penemuan dibidang paleoontologis dan penemuan alat-alat lower paleolitik, yang berlangsung dari tahun 1950 sampai dengan 1960.

Nilai Penting Kebudayaan Sebagai sumberdaya budaya yang sekarang tersimpan di Museum Bikon Blewutdan eksploitasinya masih berlangsung sampai sekarangmuseum bikon blewut berpotensi dijadikan sebagai sarana untuk menguatkan kesadaran masyarakat tentang kekayaan sumberdaya alam dan sumber daya budaya yang kita miliki.