Pokja Pengembangan dan Pemanfaatan
BALAI PELESTARIAN CAGAR BUDAYA BALI
Latar Belakang
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali Wilayah Kerja Provinsi Bali-NTB dan NTT yang selanjutnya sering disebut BPCB Bali adalah salah satu unit pelaksana teknis (UPT) di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Kebudayaan. Balai Pelestarian Cagar Budaya betugas di daerah yang khusus menangani pelestarian terhadap cagar budaya yang dijabarkan dalam kegiatan pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan.
Pekerjaan pelestarian cagar budaya bukanlah semata-mata melindungi monumen masa lampau untuk kepentingan sejarah atau nostalgia tentang zaman keemasan yang sudah lewat. Demikian pula kegiatan penelitian arkeologi bukan semata-mata merupakan pekerjaan ilmiah atau hobi yang hanya penting bagi para peneliti arkeologi. Hasil-hasil kegiatan oleh para ahli pelestari maupun para ahli arkeologi yang dilakukan melalui eksplorasi atau pelacakan di lapangan, riset di laboratorium, serta konservasi yang telah berlangsung selama lebih satu abad telah membuktikan bahwa bangsa Indonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang sangat beraneka ragam, baik yang mewakili zaman maupun kelompok etnis dan ras yang berbeda-beda. Bukti tersebut menegaskan bahwa berbagai kelompok komunitas yang tinggal di wilayah Nusantara memiliki kemampuan kreatif yang luar biasa dalam menghadapi pergaulan antar bangsa. Itulah kebinekaan kita, itulah identitas kita.
Kita harus menyadari bahwa kekayaan warisan budaya yang tidak dapat tergantikan itu juga memiliki potensi untuk hancur atau punah karena faktor alam maupun faktor manusia. Ketidakpahaman, kepentingan sesaat, ketidakwaspadaan, atau ketidakpedulian dapat menyebabkan cagar budaya tidak dapat diselamatkan. Oleh karena itu tema yang dipilih ini juga dimaksudkan untuk mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan agar mereka semua memiliki kepedulian untuk merawatnya.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali sebagai institusi yang membidangi pelestarian cagar budaya di Provinsi Bali, NTB dan NTT dalam menyikapi pemikiran bahwa cagar budaya adalah kebhinekaan dan identitas serta perlunya keterlibatan aktif para pemangku kepentingan akan menyelenggarakan Kemah Budaya Tingkat Provinsi Bali. Kemah budaya ini diharapkan akan dapat mengakomodir secara nyata pemikiran idealis yang diusung dalam peringatan Hari Purbakala ke-105 tahun.
Cagar budaya sebagai warisan budaya masa lalu memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan yang merupakan sumber informasi yang mengandung nilai-nilai luhur kehidupan di masa lalu. Karena nilai-nilai penting yang dimiliki oleh cagar budaya tersebut perlu diinformasikan dan dipublikasikan kepada generasi muda (pelajar) sehingga dapat memberikan apresiasi kepada tinggalan masa lalu yang merupakan akar dari kebudayaan dimasa kini. Dengan demikian akan memotivasi generasi muda untuk melestarikan cagar budaya yang ada dan menanamkan kesadaran bahwa generasi muda adalah ujung tombak terhadap pelestarian cagar budaya.
Kemah Budaya merupakan program internalisasi budaya yang dikemas dalam bentuk kegiatan yang menitikberatkan pada upaya pengenalan, penguatan, dan pengembangan kebudayaan di kalangan generasi muda. Kemah Budaya pada prinsipnya merupakan kegiatan pembinaan generasi muda yang bersifat edukatif, inovatif, kreatif, produktif, menantang, dan rekreatif. Dalam pelaksanaanya, Kemah Budaya 2018 diisi dengan beragam kegiatan yang dilakukan dengan metode permainan, diskusi, ceramah, demonstrasi, simulasi, dan pengamatan, dengan tujuan agar peserta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Peserta Kemah Budaya nantinya akan mengikuti berbagai macam kegiatan, baik kegiatan indoor maupun outdoor. Di dalam Kemah Budaya, diharapkan dapat mendorong terbentuknya sikap apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut, BPCB Bali merencanakan kegiatan Kemah Budaya Pelestarian Cagar Budaya Tingkat Provinsi Bali tahun 2018, yang akan dilaksanakan di Desa Manikliu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali.
Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ini diawali dengan pembentukan tim pionir yang melakukan survei penentuan lokasi diadakannya kegiatan kemah cagar budaya tahun 2018. Tim pionir melakukan survei sebanyak 2 kali ke Desa Manikliu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Survei yang pertama melakukan penjajakan kepada aparatur desa setempat sekaligus mengurus administrasi persuratan yang harus ditempuh dan survei yan kedua melakukan pengecekan sarana dan prasarana yang tersedia di Desa Manikliu yang mendukung pelaksanaan kemah cagar budaya tahun 2018.
Hari selasa tanggal 23 Oktober 2018 pukul 10.00 – 11.00 wita para peserta yang berasal dari peserta didik tingkat menengah atas dan mahasisswa arkeologi Universitas Udayana sudah mulai berdatangan di lokasi kemah cagar budaya dan melakukan registrasi. Segala perlengkapan yang sebelumnya telah diumumkan oleh panitia sebelum pelaksanaan di cek kembali pada saat itu, terutama persedian obat-obatan untuk peserta yang menderita penyakit tertentu. Kegiatan regiatrasi dan pengececekan peralatan peserta kemah cagar budaya berlangsung hingga menjelang makan siang pukul 12.30
Upacara pembukaan kegiatan kemah budaya tahun 2018 di buka oleh Bupati Bangli, karena padatnya jadual acara pak bupati sehingga seremonial pembukaan mundur 1,5 jam dari jadual semula. Pembukaan baru dapat dilaksanakan pada pukul 15.30, adapun rangkaian acara pembukaan kegiatan kemah cagar budaya tahun 2018 adalah sebagai berikut :
- Tarian Pembukaan
- Laporan Ketua Paniata
- Sambutan Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali
- Sambutan sekaligus pembukaan secara resmi kegiatan kemah cagar budaya tahun 2018 oleh Bupati Bangli
- Do’a
Sambutan Kepala Balai Pelestarian Cagar budaya Bali dalam kegiatan kemah cagar budaya adalah sebagai berikut : Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali sebagai institusi yang membidangi pelestarian cagar budaya di Provinsi Bali, NTB dan NTT dalam menyikapi pemikiran bahwa cagar budaya adalah kebhinekaan dan identitas serta perlunya keterlibatan aktif para pemangku kepentingan akan menyelenggarakan Kemah Cagar Budaya Tingkat Provinsi Bali. Kemah cagar budaya ini diharapkan akan dapat mengakomodir secara nyata pemikiran idealis yang diusung dalam peringatan Hari Purbakala ke-105 tahun.
Cagar budaya sebagai warisan budaya masa lalu memiliki nilai penting bagi sejarah ilmu pengetahuan, pendidikan dan kebudayaan yang merupakan sumber informasi yang mengandung nilai-nilai luhur kehidupan di masa lalu. Karena nilai-nilai penting yang dimiliki oleh cagar budaya tersebut perlu diinformasikan dan dipublikasikan kepada generasi muda (pelajar) sehingga dapat memberikan apresiasi kepada tinggalan masa lalu yang merupakan akar dari kebudayaan di masa kini. Dengan demikian akan memotivasi generasi muda untuk melestarikan cagar budaya yang ada dan menanamkan kesadaran bahwa generasi muda adalah ujung tombak terhadap pelestarian cagar budaya.
Kemah cagar budaya merupakan program internalisasi budaya yang dikemas dalam bentuk kegiatan yang menitikberatkan pada upaya pengenalan, penguatan, dan pengembangan kebudayaan di kalangan generasi muda. Kemah cagar budaya pada prinsipnya merupakan kegiatan pembinaan generasi muda yang bersifat edukatif, inovatif, kreatif, produktif, menantang, dan rekreatif. Dalam pelaksanaanya, kemah cagar budaya 2018 diisi dengan beragam kegiatan yang dilakukan dengan metode permainan, diskusi, ceramah, demonstrasi, simulasi, dan pengamatan, dengan tujuan agar peserta dapat mengembangkan aspek kognitif, afektif dan psikomotoriknya. Peserta Kemah Budaya nantinya akan mengikuti berbagai macam kegiatan, baik kegiatan indoor maupun outdoor. Di dalam Kemah Budaya, diharapkan dapat mendorong terbentuknya sikap apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya bangsa. Berkenaan dengan hal tersebut, BPCB Bali bekerjasama dengan Perkumpulan Ahli Arkeologi Bali dan Kader Pelestari Budaya Tingkat Provinsi Bali melaksanakan kegiatan Kemah Cagar Budaya Tingkat Provinsi Bali tahun 2018 di Desa Manikliyu, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali pada tanggal 23 sampai dengan tanggal 27 Oktober 2018.
Kegiatan kemah budaya ini secara substansial dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya, sehingga dapat membangkitkan kesadaran generasi muda untuk berpartisipasi dalam melestarikan budaya bangsa. Selain itu, dengan adanya berbagai macam budaya yang dapat dipelajari peserta di dalam kemah budaya, diharapkan dapat mendorong terbentuknya sikap apresiasi dan toleransi atas keragaman budaya bangsa. Adapun tujuannya, yaitu sebagai berikut:
- Sebagai proses penanaman nilai Sejarah dan budaya kepada generasi muda dalam upaya pelestarian cagar budaya
- Membekali pengetahuan tentang pelestarian cagar budaya sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya
- Menumbuhkembangkan karakter dan jatidiri yang baik kepada peserta kemah budaya
- Menambah wawasan dan pengetahuan generasi muda dibidang sejarah dan budaya
- Menanamkan nilai sejarah dan kebudayaan kepada generasi penerus bangsa.
Adapun peserta dalam kegiatan Kemah Budaya Pelestarian Cagar Budaya Tingkat Provinsi Bali berjumlah 170 dengan rincian yaitu:
- Perwakilan pelajar SMA dari delapan kabupaten dan satu kota dari seluruh Bali. Jumlah peserta sebanyak 108 orang.
- Perwakilan mahasiswa dari Jurusan Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sebanyak 42 orang.
- Perwakilan Sekaa Teruna dari Desa Manikliyu sebanyak 10 orang.
- Guru pendamping 10 orang
Materi kegiatan kemah cagar budaya tingkat Provinsi Bali tahun 2018 yaitu:
- Pengenalan Pelestarian Cagar Budaya
- Tes Minat dan Bakat, antara lain :
- Divisi lingkungan hidup, fokus pada daya dukung lingkungan pada keberadaan cagar budaya,
- Divisi Budaya Materi, fokus pada observasi cagar budaya
- Divisi Budaya Non-materi, fokus pada daya dukung masyarakat pada keberadaan cagar budaya
- Lomba karya tulis popular tentang pemanfaatan cagar budaya
- Lomba busana adat ke pura
- Workshop pelestarian cagar budaya
- Lomba ngorta
- Studi Lapangan ke Situs Cagar Budaya
- Presentasi dan diskusi hasil studi lapangan
- Permainan
- Diskusi Cagar Budaya
- Pemuteran Film
Kita harapkan bersama bahwa pelestarian cagar budaya akan semakin meningkat dan komprehensif serta menjadi salah satu prioritas utama pemerintah, baik di pusat maupun di daerah. Untuk itu, masyarakat harus kita dorong untuk berperan aktif terutama generasi muda dalam melestarikan cagar budaya.
Akhir kata, Semoga segala upaya yang telah kita lakukan dalam melestarikan cagar budaya akan mampu mewujudkan harapan dan cita-cita bersama, yaitu bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan bermartabat berlandaskan nilai-nilai luhur kebudayaan.
Kami ucapkan terimakasih atas kehadiran para undangan, bantuan dari instansi terkait, aparatur desa dan adat manikliyu, serta masyarakat manikliyu pada umumnya.
Dalam sambutannya Bapak Bupati Bangli mengapresiai kegiatan kemah cagar budaya tingkat Provinsi Bali ini dilaksanakan di wilayahnya dengan melibatkan peserta didik tingkat menengah atas dari seluruh kabupaten/kota yang ada di Bali dan Mahasiswa Arkeologi. Kegitan ini sangat positif untuk generasi muda agar lebih saling mengenal sesama peserta yang berbeda asal dan budayanya, sekaligus mengenal lebih dekat cagar budaya yang terdapat di Desa Manikliyu. Bahwa dalam pelestarian cagar budaya itu tidak dapat dilakukan sendiri atau hanya dari instansi pemerintah saja, pelestarian harus banyak melibatkan banyak pihak terutama masyarakat pemilik cagar budaya itu sendiri. Bahkan sudah saatnya mendorong generasi muda, para pelajar agar lebih mengenal dan peduli akan kelestarian budaya, khususnya cagar budaya. Cagar budaya berasal dari masa lalu yang merupakan bukti dari kehidupan dan peradaban masa lalu yang dapat kita lihat dan rasakan hingga saat ini. Cagar budaya itu jumlahnya terbatas, unik, rapuh dan mudah sekali rusak atau hilang apabila tidak kita rawat dengan baik, sebagai sumber pengetahuan dari masa lalau yang dapat dipelajari. Sudah saatnya generasi muda berperan lebih banyak dalam pelestarian cagar budaya, minimal cagar budaya yang berada di daerahnya masing-masing harus tetap lestari. Semoga dalam kegiatan kemah cagar budaya tahun 2018 ini para peserta dapat mengikuti dengan baik, dapat memperoleh manfaat dan menambah ilmu pengetahuaannya, serta kepedulian akan pelestarian cagar budaya semakin meningkat. Jangan lupa jaga kesehatan mengingat Desa Manikliu termasuk desa yang bersuhu dingin, agar para peserta dapat kembali ke daerah asalnya masing-masing tetap seperti sedia kala saat berangakat menuju ke Desa Manikliu ini.
Materi Pelestarian Cagar Budaya
Pada kegiatan kemah cagar budaya ini selain dapat pengetahuan budaya secara umum dan aktifitas di luar kelas serta permainan. Peserta juga memperoleh pengetahuan akan pelestarian cagar budaya yang selama ini telah dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali. Kegiatan dilakukan di ruangan/kelas dan di lakukan juga di situs cagar budaya, jadi langsung ke objeknya agar materi dengan pelestarian tersebut dapat terserap dengan baik.
Adapun materi-materi pelestarian cagar budaya adalah sebagai berikut :
- Rincian Kegiatan
Selasa, 23 Oktober 2018
No | Waktu | Acara | Lokasi | Tujuan | Pelaksana | Peserta |
1 | 10.00 – 11.00 | Kedatangan peserta | Lapangan | Memulai perkemahan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
2 | 10.00 – 12.00 | Registrasi dan pengecekan perlengkapan peserta | Wantilan | Disiplin | KPB | General |
3 | 12.00 – 13.00 | Makan siang | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
4 | 13.00 – 14.30 | Briefing panitia dan peserta | Wantilan | Sosialisasi perkemahan | KPB | General |
5 | 14.30 – 16.30 | Upacara Pembukaan | Wantilan | Membuka perkemahan secara resmi | 1. KPB
2. BPCB |
Undangan
1. Bupati Bangli 2. Ketua DPRD Bangli 3. Dinas Kebudayaan Provinsi 4. Dinas Pariwisata Provinsi 5. Dinas Pendidikan Provinsi 6. SKPD terkait di Kabupaten Bangli 7. Kapolres Bangli 8. Komandan KODIM di Bangli 9. Camat Kintamani 10. Perbekel Manikliu 11. Perangkat adat Manikliu 12. IAAI Bali 13. Jurusan Arkeologi FIB UNUD 14. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali. 15. Lpmp provinsi Bali 16. BPNB provinsi Bali 17. Balai Bahasa |
6 | 16.30 – 17.30 | Tugas-tugas | Wantilan dan sekitarnya | 1. Memotivasi calon KPB
2. Memotivasi calon arkeolog |
1. Para senior KPB yang telah aktif setidaknya 2 (dua) tahun
2. Arkeolog yang setidaknya telah berpengalaman 5 tahun |
1. Calon anggota KPB
2. Calon arkeolog dan siswa secara umum |
7 | 17.30 – 18.15 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
8 | 18.15 – 19.00 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
9 | 19.00 – 19.30 | Makan malam | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
10 | 19.30 – 21.00 | Pengenalan organisasi | Wantilan | Pemahaman lembaga penyelenggara | 1. Kepala BPCB
2. Korpem KPB |
General |
11 | 21.00 – 22.30 | Tes Minat dan Bakat | Wantilan | Pembagian tugas
1. Divisi Lingkungan Hidup Fokus pada daya dukung lingkungan pada keberadaan cagar budaya. 2. Divisi Budaya Materi Fokus pada observasi cagar budaya 3. Divisi Budaya Non-materi Fokus pada daya dukung masyarakat pada keberadaan cagar budaya |
KPB | General |
12 | 22.30 | Istirahat | Tenda | Kesehatan | KPB | General |
Rabu, 24 Oktober 2018
No | Waktu | Acara | Lokasi | Tujuan | Pelaksana | Peserta |
1 | 05.00 – 05.30 | Peserta bangun pagi | Tenda | Memulai kegiatan | KPB | General |
2 | 05.30 – 06.30 | Olah raga | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
3 | 06.30 – 07.15 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
4 | 07.15 – 07.45 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
5 | 07.45 – 08.30 | Makan pagi | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
6 | 08.30 – 12.30 | Lomba kajian inovatif | Wantilan | Tema: pemanfaatan cagar budaya sebagai filtrasi pengaruh kebudayaan luar
Juri: 1. Bappeda Provinsi Bali 2. IAAI 3. |
KPB | Sembilan (9) makalah dari kontingen daerah.
Satu (1) makalah dari Mahasiswa Arkeologi |
7 | 12.30 – 13.30 | Makan siang | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
8 | 13.30 – 17.00 | 1. Lomba busana adat
2. Workshop pelestarian Cagar Budaya
|
Wantilan
Ruangan |
Meningkatkan pemahaman tentang busana adat ke pura
Juri: 1. Dinas Kebudayaan Provinsi Bali 2. Kementerian agama kab. Bangli 3. KPB Meningkatkan pemahaman tentang pelestarian cagar budaya 1. Pengenalan kepurbakalaan dan cagar budaya Indonesia 2. Sharing problem |
KPB
BPCB |
Sembilan (9) kontingen Daerah
Sembilan (9) kontingen Daerah, Mahasiswa Arkeologi dan siswa lokal |
9 | 17.00 –17.45 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
10 | 17.45 – 18.15 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
11 | 18.15 – 19.00 | Makan malam | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
12 | 19.00 – 21.00 | Lomba Apresiasi Kaajian Inovatif | Wantilan | Menyusun rencana realisasi inovasi pemanfaatan cagar budaya dalam upaya filtrasi pengaruh budaya luar
Juri: 1. IAAI 2. FIB 3. BPCB |
KPB | General |
13 | 21.00 – 23.00 | 1. Lomba ngorta
2. Materi dasar konservasi dan pemugaran |
Wantilan
Ruang tertutup |
Meningkatkan kemampuan berbahasa Bali dan mencari solusi atas permasalahan yang ada dengan menggunakan kearifan lokal Bali.
Juri: 1. KPB 2. Balai Bahasa Meningkatkan pemahaman tentang dasar pemeliharaan cagar budaya. |
KPB
1. KPB 2. BPCB |
General
General |
14 | 23.00 | Istirahat | Tenda | Kesehatan | KPB | General |
Kamis, 25 Oktober 2018
No | Waktu | Acara | Lokasi | Tujuan | Pelaksana | Peserta |
1 | 05.00 – 05.30 | Peserta bangun pagi | Tenda | Memulai kegiatan | KPB | General |
2 | 05.30 – 06.30 | Olah raga | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
3 | 06.30 – 07.15 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
4 | 07.15 – 07.45 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
5 | 07.45 – 08.30 | Makan pagi | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
6 | 08.30 – 14.00 | Studi Lapangan | Divisi Lingkungan Hidup di lingkungan seputaran situs
Divisi Budaya Materi di situs yang telah ditentukan
Divisi Budaya Non-materi di pemukiman masyarakat seputaran situs |
Mengetahui daya dukung lingkungan terhadap keberadaan cagar budaya.
Mengetahui keberadaan cagar budaya di situs yang dikunjungi.
Mengetahui daya dukung masyarakat terhadap keberadaan cagar budaya. |
1. KPB
2. BPCB |
Peserta setiap divisi menyesuaikan hasil tes minat dan bakat. |
7 | 14.00 – 15.00 | Istirahat | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
8 | 15.00 – 17.00 | Presentasi hasil studi lapangan | Wantilan | Meningkatkan pemahaman pada setiap hasil studi lapangan.
Moderator: KPB Narasumber 1. KPB 2. IAAI |
1. KPB
2. BPCB |
Gerneral |
9 | 17.00 – 17.45 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
10 | 17.45 – 18.15 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
11 | 18.15 – 19.00 | Makan malam | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
12 | 19.00 – 21.00 | Sarasehan budaya | Wantilan | Berbagi pengetahuan dengan masyarakat tentang strategi pelestarian, pengembangan dan pemanfaatan cagar budaya.
Moderator: KPB Nara sumber: 1. Tokoh adat Desa Manikliu 2. IAAI |
1. KPB
2. BPCB |
Peserta dan masyarakat sekitar |
13 | 21.00 – 22.30 | Lomba karya tulis ilmiah | Wantilan | Meningkatkan kemampuan menulis karya ilmiah | 1. KPB
2. BPCB |
General |
14 | 22.30 | Istirahat | Tenda | Kesehatan | KPB | General |
Jumat, 26 Oktober 2018
No | Waktu | Acara | Lokasi | Tujuan | Pelaksana | Peserta |
1 | 05.00 – 05.30 | Peserta bangun pagi | Tenda | Memulai kegiatan | KPB | General |
2 | 05.30 – 06.30 | Olah raga | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
3 | 06.30 – 07.15 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
4 | 07.15 – 07.45 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
5 | 07.45 – 08.30 | Makan pagi | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
6 | 08.30 – 12.30 | Permaianan outbond | Lapangan | Meningkatkan keakraban dan kerja sama tim dalam mendukung pelestarian cagar budaya | KPB | General |
7 | 12.30 – 13.30 | Makan siang | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
8 | 13.30 – 17.00 | Diskusi permasalahan remaja | Wantilan | 1. Mengidentifikasi masalah yang menyebabkan remaja kurang berminat pada keberadaan cagar budaya.
2. Meningkatkan kepedulian remaja pada cagar budaya Moderator: KPB Nara sumber 1. KPB 2. IAAI |
1. KPB
2. BPCB |
General |
9 | 17.00 – 17.45 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
10 | 17.45 – 18.15 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
11 | 18.15 – 19.00 | Makan malam | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
12 | 19.00 – 21.30 | Pemutaran film dan malam keakraban sekaligus penutupan | Wantilan | 1. Meningkatkan wawasan peserta dan masyarakat
2. Meningkatkan keakraban antara para peserta. |
1. KPB
2. BPCB |
Peserta dan masyarakat |
13 | 21.30 – 23.30 | Persiapan pengukuhan | Lapangan | Mempersiapkan pengukuhan anggota KPB | KPB | Panitia KPB |
14 | 23.30 – 00.30 | Abhiseka Ratri | Lapangan | Pengukuhan Anggota Baru KPB | KPB | KPB |
Sabtu, 27 Oktober 2018
No | Waktu | Acara | Lokasi | Tujuan | Pelaksana | Peserta |
1 | 05.00 – 05.30 | Peserta bangun pagi | Tenda | Memulai kegiatan | KPB | General |
2 | 05.30 – 06.30 | Olah raga | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
3 | 06.30 – 07.15 | Bersih diri | Lapangan | Kesehatan | KPB | General |
4 | 07.15 – 07.45 | Sembahyang | Tempat ibadah | Keimanan | KPB | General |
5 | 07.45 – 08.30 | Makan pagi | Wantilan | Kesehatan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
6 | 08.30 – 10.30 | 1. Kesan dan pesan peserta
2. Pengumuman hasil lomba |
Wantilan | Penutupan | 1. KPB
2. BPCB |
General |
7 | 10.30 – 12.00 | Persiapan pulang | Wantilan dan lapangan | Pembersihan lokasi kemah | 3 KPB
4 BPCB |
General |
8 | 12.00 | Peserta kembali ke daerah asal | Lapangan | Kepulangan |
Sebagai penutup dari laporan kegiatan Kemah Pelestarian Cagar Budaya: Merawat Kebhinekaan Merawat Identitas dapat dikemukan sebagai berikut :
Simpulan
- Kemah Cagar Budaya dapat mendukung terbentuknya kepribadian anak bangsa, rasa nasionalisme serta jatidiri dan berkarakter.
- Kemah Cagar Budaya bisa menjadi wahana untuk menanamkan dan menumbuh-kembangkan nilai-nilai sejarah dan budaya bangsa, membina persaudaraan, mempererat persatuan dan kesatuan serta wadah pembinaan karakter bangsa serta jiwa kemandirian.
- Kemah Cagar Budaya sebagai media pembinaan dan pengembangan jiwa semangat patriotisme dan cinta tanah air serta ketahanan sosial budaya, spiritual, intelektual, dan fisik baik secara individu maupun anggota masyarakat.
- kegiatan Kemah Cagar Budaya dapat menumbuh kembangkan karakter dan jati diri serta menambah wawasan dan pengetahuan generasi muda tentang Pelestarian Cagar Budaya dan dalam melestarikan cagar budaya akan mampu mewujudkan harapan dan cita-cita Bersama, yaitu Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang maju dan bermartabat berlandaskan nilai-nilai luhur kebudayaan.
Saran
- Dalam upaya meningkatkan kepribadian anak bangsa, rasa nasionalisme, jatidiri dan berkarakter serta pengetahuan generasi muda tentang arti penting sejarah, budaya bangsa dan Cagar Budaya serta menginvetarisasi permasalahan yang terjadi terkait dengan Pelestarian Cagar Budaya, khususnya di Bali, sebaiknya kegiatan seperti ini tetap bisa dilakukan setiap tahhunnya dengan melibatkan generasi muda dan LSM kepemudaan pemerhati kebudayaan.