Inventarisasi Cagar Budaya/Objek Diduga Cagar Budaya di Kota Denpasar “Hotel Inna Bali”

0
1993

Tingggalan arkeologi sebagai data sejarah sangat penting untuk dilestarikan karena merupakan hasil karya budaya masyarakat pada masa lampau. Secara umum pulau-pulau di Indonesia memiliki potensi tinggalan arkeologi yang penting dan bernilai tinggi bagi pembentukan jati diri dan memperkokoh karakter bangsa. Berbagai bentuk dan jenis tinggalan arkeologi, sebagai bukti bahwa Indonesia memiliki peradaban yang tinggi pada jamannya dan tidak kalah dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Sebagai salah satu pulau di Indonesia yang kaya akan tinggalan arkeologi adalah Kota Denpasar, Provinsi Bali, yang memiliki berbagai macam bentuk dan jenis tinggalan arkeologi yang berasal dari berbagai kurun waktu baik dari masa prasejarah maupun masa sejarah. Beberapa bukti tinggalan yang ditemukan berupa goa hunian tata batu, yang berasal dari jaman prasejarah, arca, prasasti, candi, gapura, yang digolongkan dalam periode Bali Kuno, bangunan kolonial, keramik, yang berasal dari jaman penjajahan, serta tinggalan berupa masjid, makam, nisan, Al-quran yang berasal dari jaman kedatangan muslim di Bali.

Tinggalan-tinggalan yang berhasil diinventaris pada kegiatan ini di Kota Denpasar beranekaragam jenis dan bentuknya, merupakan tinggalan dari perkembangan kebudayaan hindu hingga masa kolonial. Antara lain tinggalan tersebut adalah pura, makam, dan bangunan berarsitektur kolonial.

Tinggalan arkeologi yang tersebar di Kota denpasar sebagian besar merupakan peninggalan dari kebudayaan Hindu hingga Kolonial dengan kurun waktu antara abad XIV hingga XX Masehi. Benda, bangunan, struktur, situs, dan satuan ruang geografis tersebut belum semuanya dapat diinventarisasi. Balai Pelestarian Cagar  Budaya (BPCB) Bali dengan wilayah kerja Provinsi Bali, NTB, dan NTT sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang menangani masalah pelestarian cagar budaya memiliki tugas pokok dan fungsi antara lain melakukan kegiatan registrasi (inventarisasi dan dokumentasi) benda, bangunan, struktur, lokasi, dan satuan ruang geografis (kawasan) untuk diusulkan sebagai cagar budaya. Inventarisasi terhadap warisan budaya yang memiliki potensi sebagai cagar budaya meliputi beberapa aspek penting antara lain lokasi, bentuk, jenis, ukuran, jumlah, foto, dan pendeskripsian setiap peninggalan sejarah masa lalu sehingga didapatkan data yang lebih akurat dan lengkap.

 Sesuai dengan amanat dari UU No. 11 tahun 2010, bahwa Cagar budaya perlu dilestarikan dan dikelola oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan meningkatkan peran serta masyarakat untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya tersebut dalam rangka memajukan kebudayaan Nasional untuk kemakmuran rakyat.

Kegiatan inventarisasi warisan budaya di Kota Denpasar, dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan kualitas data yang ada dalam arti hasil yang diperoleh benar-benar merupakan data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, baik mengenai jumlah, jenis dan berbagai aspek penting lainnya. Sedangkan tujuan kegiatan ini adalah sebagai bahan dalam penyusunan Daftar Induk Inventarisasi Cagar Budaya yang tersebar di Provinsi Bali, sehingga dapat dijadikan dasar dalam penentuan kebijakan bagi upaya-upaya pelestarian dan pemanfaatannya. Dari hasil inventarisasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada dunia pariwisata yang berkunjung ke  Kota Denpasar sehingga di masa mendatang sangat bermanfaat bagi pengembangan wisata purbakala.

Hotel Inna Bali

  • No. Inventaris  :  3/14-09/STS/35
  • Alamat  :  Jl. Veteran No.3 Denpasar 80111
    • Kelurahan : Dauh Puri Kaja
    • Kecamatan : Denpasar Barat
    • Kota  : Denpasar
    • Provinsi : Bali
  • Koordinat  : 
  • Luas Lahan : 18.273 m2
  • Batas-batas : 
    • Utara : Bank BPD Unit, Jl. Karna                               
    • Timur : Pemukiman                    
    • Selatan : Bank Mandiri, Rumah Jabatan Gubernur                                        
    • Barat : Jl. Kresna                                         
  • Latar Budaya : Kolonial
  • Pemilik  : PT Hotel Indonesia Nature
  • Alamat Pemilik: Jl. Veteran No. 3 Denpasar
  • Deskripsi :

Hotel Inna Jl. Veteran No.3, Dauh Puri Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, merupakan sebuah hotel yang pertama kali dibangun di Bali pada tahun 1927 oleh Pemerintah Belanda, pada saat itu bernama Bali Hotel. Pada mulanya Bali Hotel dibangun sebagai tempat persinggahan para awak kapal Perusahaan Pelayaran Belanda (KPM) yang berlabuh di Bali pada saat itu.

Pada tahun 1928, Bali Hotel diserahkan pada pihak KPM dan secara resmi beroperasi yang hanya dilengkapi dengan 12 kamar, dilengkapi dengan dapur, ruang makan, lobby, dan ruang kerja kantor depan. Kemudian ditambah menjadi 39 kamar yang dilengkapi dengan fasilitas laundry, bangunan gudang, ruang kerja karyawan, tangki air, mesin ketel air panas dan lainnya. Pada permulaan tahun 1942, Bali Hotel KPM dinyatakan dibuka dan dioperasikan untuk umum dengan tambahan 22 kamar, sehingga secara keseluruhanmenjadi 61 kamar.

Pada tanggal 22 Agustus 1956 atas inisiatif PT. NATOUR, Bali Hotel KPM akhirnya diambil alih PT. NATOUR Ltd. Terjadi transaksi jual beli yang pada saat itu diwakili oleh Bapak S. Harjomigoeno dari pihak NATOUR dan pihak KPM diwakili oleh Tuan Y.Kok. Sejak saat itu secara resmi Bali Hotel KPM berubah menjadi NATOUR BALI.

Pada tanggal 29 Mei 1961 NATOUR BALI bekerjasama dengan Bank Industri Negara (BNI) dilakukan penambahan kamar lagi sehingga secar keseluruhan menjadi 76 buah kamar. Pada saat itu Natour Bali dipimpin oleh Bapak Sunaria Prawira Diraja dan pada tahun 1962 digantikan oleh Bapak W.N Tambayong. Setelah terjadi penggabungan antara PT.HII dan PT. Natour dengan membentuk nama baru PT. HIN atau INNA HOTEL GROUP tepatnya pada tanggal 19 Maret 2001 Natour Bali berubah menjadi INNA BALI HOTEL, BUSINNES & MEETING.

Adapun tamu negara dan pejabat penting yang pernah menginap di kamar suite (kamar no. 77) diantaranya :

  • Presiden Pertama RI : Ir. Soekarno
  • Perdana Menteri India  : Mr. Mahatma Gandhi
  • Presiden India : Mr. Jawaharal Nehru
  • Queen Elizabeth
  • Charlie Chaplin