Punden Berundak (Tinggalan dari Masa Pra Sejarah) di Pura Mehu Desa Selulung, Bangli

0
3603
Punden Berundak di Pura Mehu Desa Selulung
Punden Berundak di Pura Mehu Desa Selulung

Struktur Punden Berundak yang berasal dari masa pra sejarah mulai berkembang pada masa bercocok tanam dan mencapai puncaknya pada masa megalitik. punden berundak dianggap simbol sebuah gunung suci tempat bersemayam roh leluhur, yang diyakini akan memberikan berkah berupa kesuburan, ketentraman, dan kesejahteraan masyarakat pendukungnya.

Salah satu struktur punden berundak yang masih terawat terdapat di Pura Mehu Desa Selulung, Bangli, Provinsi Bali. Punden Berundak yang terdapat ditengah Pura Mehu ini  memiliki no.inventaris 4/14-06/STR/5 telah dilakukan inventarisasi dan pendokumentasian oleh tim BPCB Bali yang dilaksanakan oleh ketua tim Dra Ni Komang Aniek Purniti, M.Si.

Untuk mencapai Pura Mehu bisa menggunakan kendaraan mobil atau sepeda motor dengan jarak tempuh sekitar 45 menit dari Kota Bangli. perjalanan menuju Desa Selulung sangat mudah dicapai. Sejarah berdirinya Desa Selulung menurut info yang terdapat pada salah satu website (http://selulungkintamani.blogspot.com/p/profil-desa.htm) menyebutkan bahwa pada jaman dahulu, terdapat beberapa desa yang antara lain : Desa Tanjungan, Desa Petambahan, Desa Bunut, Desa Sukapura, Desa Tangguan, Desa Tohmega, Desa Titi Oot. Ketujuh desa tersebut mendapat serang dari luar yang menyebabkan terpecah belahnya ketujuh desa tersebut. Raja Tabanan yang mengetahui keadaan tersebut mengutus dalem yang bernama Pasek Nyoman Sadri untuk menyusun dan mempersatukan ketujuh desa tersebut. Berkat kegigihan Pasek Nyoman Sadri melalui musyawarah akhirnya ketujuh pecahan desa tersebut sepakat untuk membentuk sebuah desa yang diberi nama Desa Selulung yang artinya kurang lebih ” Baik Buruk Sepenanggungan”.

Punden Berundak ini terbuat dari bahan batu padas memiliki panjang 5.70 cm, lebar 5.50 cm, tinggi 3.11 cm. Dasar pondasi berbetuk segi empat agak memanjang dengan susunan undak berjumlah 5 tingkat yang semakin keatas semakin mengecil. Pada masing-masing sudut undakan berhiaskan simbar kecil dengan pola hias ceplok bunga. Pada sisi simetris bidang selasar masing-masing undakan dengan hiasan tonjolan persegi empatdengan pola hias ceplok bunga delapan buah. Bagian puncak memakai padma kurung, dengan dinding tiga sisi yakni samping kanan-kiri dan belakang.