Situs Kampung Adat Mano

0
1532
  • Situs Kampung Mano
  • Alamat:
    • Desa : Mandosawu
    • Kecamatan : Pocoranaka
    • Kabupaten : Manggarai Timur
    • Provinsi : Nusa Tenggara Timur
  • Koordinat : 51 L 0229738 UTM 9049512
  • Ketinggian : 963 mdpl
  • Luas : –
  • Arah Hadap : Selatan
  • Batas-Batas:
    • Utara : Perkebunan
    • Timur : Perkebunan
    • Selatan : Perkebudan dan Jalan
    • Barat : Perkebunan
  • Latar Budaya : Tradisi Megalitik
  • Jenis Situs : Kampung Tradisional
  • Pemilik : Masyarakat Kampung Adat Mano
  • Pengelola : Masyarakat Kampung Adat Mano
  • Deskripsi : Situs Kampung Adat Mano dihuni oleh Suku Kuleng, dengan posisi kampung berada di daerah perbukitan. Untuk menuju areal kampong melewati jalan bebatuan yang hanya bisa dilewati oleh sebuah mobil. Masyarakat kampung Mano sebagian besar penghasil cengkeh. Warisan budaya yang terdapat di Situs Kampung Mano berupa sebuah struktur batu berupa compang.

 

  • Compang Mano

  • Bahan : Batu alam
  • Ketinggian : 963 mdpl
  • Koordinat : 51 L 0229732 UTM 9049507
  • Ukuran :
    • Panjang  : 11,50 meter
    • Lebar : 7,70 meter
    • Tebal : –
    • Tinggi : 92 cm
  • Kondisi : Utuh
  • Periodesasi : Tradisi Megalitik
  • Deskripsi : Compang Mano memiliki bentuk melingkar (batu temu gelang), ditengah compang terdapat beberapa batu altar sebagai kuburan leluhur. Compang dikelilingi oleh struktur batu yang lebih besar yang mengelilingi compang utama, struktur batu ini bernama Like. Pada bagian sisi utara compang terdapat tangga/undakan 7 tingkat terbuat dari batu alam untuk naik ke atas compang. Jarak antara compang utama dengan struktur batu yang mengelilingi compang utama yaitu sebelah utara berjarak: 3,15 m, sebelah barat: 8,60 m, sebelah selatan: 21,50 m, sebelah timur 6,35 m, tinggi struktur batu 48 cm, dan lebar 3,40 m. Compang Mano selain berfingsi sebagai tempat kubur leluhur juga sebagai sarana tempat melakukan ritual pemujaan untuk memohon kesuburan dan keselamatan. Compang berfungsi sebagai pusat atau inti dari upacara tradisional. Upacara tradisional ini bertujuan untuk mengucapkan terimakasih kepada leluhur atas panen yang melimpah. Compang merupakan keberlanjutan dari masa prasejarah tepatnya tradisi megalitik dan merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang mempunyai nilai yang sangat penting.