Setiap daerah pasti memiliki sejarah yang memiliki arti penting hingga saat ini. Sejarah merupakan tolak ukur yang dapat mengkaji segala hal, baik yang sudah terjadi beberapa masa lampau maupun memprediksi masa yang akan datang. Dengan adanya sejarah, maka bangunan atau peristiwa tertentu dapat diketahui asal-muasalnya. Sangatlah penting menjaga dan melestarikan sejarah. Adapun cara yang tepat untuk menyajikan sejarah agar tak terlupakan adalah dengan mengkaitkannya dengan pariwisata.
Kabupaten Ende terletak di daratan flores dan merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Timur yang sudah cukup lama dikenal oleh dunia internasional. Hal ini dapat dilihat dalam majalah Belanda BKI jilid ketiga yang terbit tahun 1854, Salah satu artikelnya berupa laporan tertulis Predicant (pendeta) Justus Heurnius yang menceritakan keadaan daerah Ende pada masa awal perkembangan agama Kristen dan tentang keadaan di Bali tahun 1638.
Ende menyimpan pesona alam berupa Danau Tiga Warna di Gunung Kelimutu tetapi siapa sangka pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno pernah diasingkan ke Ende pada tahun 1934 hingga 1938. Selama pengasingan di Ende, Bung Karno banyak melakukan kegiatan dengan masyarakat ende hingga melahirkan club tonil kelimutu yang salah satu tonilnya yang berjudul “Dokter Syaitan” memberikan sarat symbol penuh makna yang mana angka dalam tonil menunjukkan waktu proklamasi kemerdekaan, yaitu 17, bulan 8, tahun 45. Tetapi ada yang lebih memiliki arti khusus bagi rakyat Indonesia bahwa disinilah (Ende) Bung Karno merenungkan dan merumuskan Dasar Ideologi Bangsa Indonesia “PANCASILA”, tepatnya dibawah pohon sukun di Taman Rendo yang saat ini berubah menjadi Taman Renungan Bung Karno. Dilihat dari sejarahnya memang Ende memiliki nilai penting yang dimana beberapa jejak tinggalan Bung Karno masih ada dan terawat hingga kini.
Lalu bagaimana mengembangkan nilai sejarah Bung Karno selama di pengasingan di Ende, yaitu dengan cara mengembangkan pariwisata sejarah dengan kegiatan wisata mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Ada sepuluh tempat yang berkaitan dengan pengasingan Bung Karno selama di Ende, yaitu :
- Pulau Endeh
- Pelabuhan Ende
- Kantor Polisi Militer Belanda, sekarang Polisi Militer AD
- Rumah Pengasingan Bung Karno
- Pohon Sukun di Taman Rendo, sekarang Taman Renungan Bung Karno
- Masjid Ar-Rabithah
- Gereja Kathedral Ende
- Percetakan Arnoldus
- Gedung Immaculata
- Sungai Nifamesu
Wisata dan Teknologi Geocaching
Teknologi saat ini sudah sangat membantu di segala sendi kehidupan, apalagi di era revolusi industri 4.0 seperti ini. Para wisatawan yang dulunya selalu membeli peta di setiap kunjungannya di suatu daerah sekarang digantikan dengan teknologi gawai yang terkoneksi dengan citra satelit. Gawai merupakan alat utama dalam memperoleh informasi secara online dan dengan memaksimalkan teknologi suatu daerah mampu medongkrak pariwisatanya. Dalam riset yang dilakukan oleh Google, 90 persen pemesanan tiket dilakukan melalui desktop sedangkan penggunaan gawai lebih banyak digunakan untuk mencari informasi mengenai tempat wisata yang dituju.
Ada yang cukup menarik dengan pemanfaatan teknologi Global Position System (GPS) yaitu Geocaching (dibaca: Geo Kashing). Pada tanggal 2 Mei 2000, 24 satelit di seluruh permukaan bumi dibuka secara bersamaan yang membuat akurasi GPS jadi lebih baik. Hari berikutnya, Dave Ulmer mencoba akurasi tersebut dengan meletakkan cache (kotak penyimpanan) di hutan dan menginformasikan koordinat lokasinya melalu internet. Sebulan kemudian Mike Teague menemukan cache itu dan mengumumkan koordinatnya. Begitulah asal-mula ide Geocaching. Geocaching merupakan rekreasi luar ruangan dengan teknologi tinggi yang populer dikalangan wisatawan khususnya mereka yang suka dengan tantangan. Menemukan benda-benda di dalam cache yang disembunyikan oleh pemilik chace menjadi permainan yang menarik sekaligus menantang. Menurut situs Geocaching.com, belum ditemukan adanya cache yang disembunyikan di Ende hal ini memberikan peluang untuk mengembangkan Geocaching pada situs-situs Bung Karno di Ende. Menemukan Cache di area situs Bung Karno secara tidak langsung mengenalkan sejarah Indonesia di mata para wisatawan.
Artikel ini telah di terbitkan pada media online gardaindonesia.com 6/12/18