Kegiatan sosialisasi cagar budaya merupakan salah satu program kerja dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali yang bertujuan untuk memberikan informasi dan wawasan terkait dengan pelestarian cagar budaya. Pada hari rabu (15-08-2018) telah dilaksanakan sosialisasi cagar budaya yang dihadiri seluruh dinas kebudayaan yang ada di provinsi Bali, budayawan, sejarahwan, tokoh masyarakat, mahasiswa, serta dari organisasi Bhakti Pertiwi Jati.
Dalam sambutannya Bapak Kepala BPCB Bali menyampaikan bahwa Bali memiliki potensi cagar budaya yang sangat banyak dilihat dari hasil registrasi yang telah dilakukan oleh BPCB Bali, seperti Situs Cagar Budaya sebanyak 674, Benda Cagar Budaya 19745, Bangunan Cagar Budaya 109, Struktur Cagar Budaya 365 dan Kawasan sebanyak 5. dengan banyaknya jumlah cagar budaya yang terdapat di Bali harus dibarengi dengan pemahaman tentang bagaimana pelestarian cagar budaya itu dilakukan. Karena saat ini banyak sekali pemugaran-pemugaran cagar budaya yang dilakukan tanpa menggunakan prinsip-prinsip pelestarian.
Senator DPD RI utusan Bali Dr. Shri I Gusti Ngurah Arya Wedakarna MWS III menyampaikan bahwa perlu adanya payung hukum kepada tiga world heritage (DAS Pakerisan, Subak Jatiluwih dan Geopark Batur). Peran pemerintah pusat khususnya kementerian sudah berjalan dengan baik tapi kendalanya entah dimana. diharapkan untuk pemerintah daerah dalam membuat festival janganlah hanya sekedar hiburan tetapi masukkanlah sisi akademiknya.
Sebelum dilaksanakannya FGD tentang pelestarian cagar budaya dilanjutkan dengan pelantikan kepada pengurus Bhakti Pertiwi Jati oleh senator DPD dan penandatangan prasasti disaksikan oleh Kepala BPCB Bali, Bapak Judi Mahjudi, M.Hum (Kasubdit Seni dan Program Evaluasi Perencanaan Direktorat PCBM) selaku perwakilan dari Dirjen Kebudayaan, dan Ida Pedanda Wayahan Bun. Organisasi Bhakti Pertiwi Jati (BPJ) merupakan organisasi yang bergerak dalam pelestarian cagar budaya di Bali.
