“Sejarah sebagai Penguat Ingatan Kolektif dalam Pendidikan Karakter”
Makam Sunan Bonang, Masjid Agung Tuban, Kelenteng Kwan Sing Bio, dan Museum Kambang Putih menjadi tujuan pada rangkaian kunjungan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) di hari kedua (kunjungan obyek lawatan hari pertama). Geliat semangat dan gurat-gurat jiwa muda para remaja zaman now peserta Laseda BPNB DIY 2018 membuat suasana menarik untuk diikuti pada Rabu 28 Maret 2018 di kota yang berada di daerah pesisir Jawa Timur yang sering dijuluki dengan Kota Ronggolawe, yaitu Kota Tuban.
Di antara hal-hal kekinian pada generasi zaman now, adik-adik peserta Laseda BPNB DIY 2018 ini membuktikan bahwa jejak kisah zaman old bisa menjadi hal yang menarik bagi mereka. Mungkin sebagian dari sebaya mereka memilih asik dengan kebutuhan eksistensi diri dan hal lain untuk terus mengikuti arus zaman, tapi adik-adik ini menunjukkan bahwa masih banyak di antara generasi muda yang mampu mengarahkan gelora jiwa mudanya untuk hal-hal yang positif dalam mengasah minat, bakat, dan kemampuan untuk mematangkan diri dan berprestasi.
Kunjungan dilakukan setelah pada malam hari sebelumnya para peserta diberi pembekalan, baik oleh panitia penyelenggara, maupun dari narasumber yang dihadirkan pada kegiatan Laseda ini. Arahan pun juga diberikan oleh Kepala BPNB DIY dan Kepala Dispora Kabupaten Tuban pada malam pembukaan kegiatan. Pada tiap lokasi kunjungan, narasumber yang sesuai dengan kepakarannya memberikan paparan dan penjelasan tentang sejarah yang terdapat pada tiap lokasi kunjungan.
Peserta mengamati dan membuat catatan dari apa yang disampaikan. Hal ini mereka lakukan untuk menjadi dasar bagi masing-masing peserta sendiri dan bagi kelompoknya, untuk acara diskusi yang dilakukan setelah acara kunjungan hari pertama selesai dilakukan. Beberapa pertanyaan diajukan oleh peserta pada saat narasumber menyampaikan paparan dan penjelasan. Hal ini menunjukkan bahwa remaja masa kini sangat aktif dan bersemangat dalam mencari tahu tentang sesuatu hal yang ingin mereka ketahui dan dalami.
Pada sesi diskusi malam harinya, semangat para peserta begitu terasa. Ini terlihat dari dinamika yang terjadi pada tiap kelompok yang ada. Pada sesi ini kemampuan mereka bekerjasama, mempertahankan argumen, dan menerima kritik atau masukan diuji. Hal ini nantinya dapat menjadi pelajaran berharga bagi mereka, bahwa sesuatu yang mereka anggap kebenaran, belum tentu dianggap hal yang sama pula oleh pihak lain, sehingga mereka bisa menghargai adanya perbedaan pendapat tanpa menjadikannya suatu hal yang dapat menimbulkan hal yang buruk. Riuh ramai para pendukung peserta diskusi yang tampil di depan ruang seminar, menggambarkan semangat jiwa muda mereka terus hidup walau malam beranjak larut.
Kunjungan hari pertama ini menunjukkan lokasi-lokasi yang dapat menggambarkan adanya akulturasi budaya serta kerukunan dan persatuan antar umat beragama. Dari lokasi-lokasi ini pada sejarahnya dapat kita ambil nilai, bahwa sejak jaman dahulu, bangsa kita merupakan bangsa yang mencintai kerukunan, bangsa yang beragama, bangsa yang berbudaya luhur, dan bangsa yang tidak lupa kepada jasa para leluhur pendahulu. Harapan BPNB DIY adalah agar para peserta adik-adik generasi muda maupun para guru dan pendamping dari dinas, dapat makin mencintai bangsa dan negara ini dari sejarah yang ada, dapat mengambil nilai-nilai tersebut, dan dapat menyebarkan serta menerapkannya pada kehidupan sehari-hari.
Lestari Budayaku Lestari Negeriku
_Salam Budaya_
foto : Jon, Heri
(bpw)
