Lebih Dekat dengan Lembaga Adat di Kasepuhan Ciptamulya

You are currently viewing Lebih Dekat dengan Lembaga Adat di Kasepuhan Ciptamulya

Lebih Dekat dengan Lembaga Adat di Kasepuhan Ciptamulya

Lebih Dekat dengan Lembaga Adat di Kasepuhan Ciptamulya

Oleh:
Ria Andayani Somantri
(BPNB Jabar)

Pusat Kasepuhan Ciptamulya
Sumber Foto: Dokumentasi BPNB Jabar

Kasepuhan Ciptamulya merupakan bagian dari Kesatuan adat Banten Kidul, bersama sejumlah kasepuhan lainnya yang tersebar di wilayah Provinsi Jawa Barat dan Banten. Secara administratif, pusat Kasepuhan Ciptamulya terletak di Kampung Ciptamulya, Desa Sinar Resmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Warga Kasepuhan Ciptamulya terikat oleh adat istiadat warisan leluhur yang khas dan terkristalkan dalam satu lembaga adat yang disebut kasepuhan. Struktur organisasi lembaga adat kasepuhan tergambarkan dalam hierarki yang didasarkan pada penguasaan tentang adat isitiadat setempat. Hierarki tersebut terdiri atas ketua adat, baris sesepuh, dan warga Kasepuhan Ciptamulya.

Ketua adat Kasepuhan Ciptamulya yang lama
Sumber Foto:
Dokumentasi BPNB Jabar

Ketua adat, yakni pemimpin bagi seluruh warga Kasepuhan Ciptamulya, baik yang tinggal di dalam maupun di luar Kampung Ciptamulya. Dia memiliki kewajiban menjaga kelangsungan adat istiadat yang diwariskan leluhurnya. Oleh karena itu, secara adat dia berhak memimpin semua aktivitas yang berkaitan dengan adat istiadat setempat, baik yang dilaksanakan secara kolektif maupun individu. Dalam melaksanakan tugasnya, dia dibantu oleh baris sesepuh, yang terdiri atas:

  • Kolot lembur, yakni warga yang ditugaskan menjadi wakil ketua adat di kampung-kampung yang menginduk pada Kasepuhan Ciptamulya. Dalam kesehariannya, dia merupakan kepanjangan tangan ketua adat di setiap kampung. Selain itu, dia menjadi perantara bagi ketua adat dan warganya.
  • Gandek, yakni warga yang ditugaskan untuk menjadi pengawal pribadi ketua adat. Sebagai seorang pengawal pribadi, dia harus laki-laki yang memiliki sifat cerdas, kuat, cekatan, jujur, sabar, setia, dan selalu siap kapan pun dibutuhkan oleh ketua adat.
  • Dukun, yakni warga yang ditugaskan untuk menjaga kehidupan warga Kasepuhan Cipta Mulya dari berbagai gangguan kekuatan gaib.
  • Bengkong, yakni warga yang bertanggung jawab atas pelaksanaan khitanan, baik yang dilakukan secara massal atau individu.
  • Paraji ngalahirkeun, yakni seorang wanita yang mendapat tugas dari ketua adat untuk menangani ibu hamil, membantu persalinan dan pasca persalinan, serta merawat bayinya di Kasepuhan Ciptamulya. Termasuk dalam pekerjaan tersebut adalah memimpin pelaksanaan ritual adat di seputar kehamilan dan persalinan
  • Paraji panganten merupakan sebutan bagi seorang wanita yang mendapat tugas dari ketua adat untuk mengurusi pasangan yang akan menikah, dari persiapan, saat pernikahan berlangsung, hingga usai pernikahan.
  • Pamoro, yakni warga yang diberi tugas untuk menjaga tanaman di ladang dari serangan hama berupa jedut ‘babi hutan’ dan kera; dan mendapat tugas mencari lauk pauk untuk keperluan upacara seren taun dan nganyaran. Binatang yang dicari adalah kijang.
  • Panghulu, yakni warga yang diberi tugas untuk memimpin doa kepada Tuhan dan mengirim hadiah doa kepada leluhur dalam berbagai acara adat dan perayaan hari-hari besar Islam. Dia juga biasa diminta bantuan mengurus jenazah, dari memandikan hingga menguburkan jenazah. Selain itu, dia kerap diminta jasanya untuk menyembelih hewan ternak milik warga, seperti ayam, kambing, dan kerbau.
  • Giliran, yakni warga yang ditugaskan untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, mencuci piring, melayani tamu, membersihkan rumah dan halaman rumah.
  • Kemit, yakni warga yang ditugaskan menjaga keamanan tempat tinggal ketua adat di lingkungan imah gede.
  • Amil, yakni warga yang ditugaskan menikahkan sepasang calon pengantin agar sah menurut aturan pemerintah dan tercatat secara resmi di Kantor Catatan Sipil.

Adapun warga Kasepuhan Ciptamulya adalah mereka yang menginduk pada adat istiadat dan tradisi di Kasepuhan Ciptamulya. Mereka yang menjadi warga kasepuhan tersebut tidak hanya tinggal di Kampung Ciptamulya, melainkan juga tersebar di sejumlah kampung lainnya.