Semarang – Wais Zulqorni masih mencoba mengatur ritme nafasnya, keringat nampak belum mengering diwajahnya setelah turun dari panggung. Dihadapan para tamu undangan dan pengunjung, ia baru saja menarikan tarian pertama dalam hidupnya. Perlahan tapi penuh antusias, pemuda 17 tahun itu mencoba mengungkapkan perasaannya selama mengikuti acara. “Saya senang dengan konsep acara WHCI, menelusuri sejarah industri Gula dan Kereta Api”, jelas siswa kelas XI Pangkep Sulawesi selatan itu.
Wais adalah salah satu peserta acara World Heritage Camp Indonesia (WHCI) 2017, sebuah gelaran Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendkibud. Selama hampir satu minggu para siswa/siswi terpilih dari seluruh Indonesia melakukan kunjungan di situs-situs peninggalan sejarah. Setelah sebelumnya mengunjungi Yogyakarta dan Solo, kunjungan terakhir dilakukan di Semarang (14/9-16/9).
WHCI 2017 mengangkat tema “Warisan Industri membentuk Peradaban”. Para peserta diajak menelusuri sejarah perdagangan gula yang menjadi cikal bakal dibangunya industri kereta Api di Indonesia. Mereka menelusuri “Jalur Gula” mulai dari pabrik gula (PG) bersejarah Tasikmadu, Solo. PG Tasikmadu adalah pabrik gula swasta pertama di Indonesia, dibangun oleh Mangkunegaran IV untuk mensejahterakan dan melindungi rakyat kala itu.
“Jalur Gula” membawa para peserta ke muaranya, yaitu pusat industri dan pemerintahan Belanda saat itu, kini menjadi Kota Lama Semarang. Gedung Nederlands-Indische Spoorweg Maaatschappij (Perusahaan Kereta Api Hindia Belanda) yang kini dikenal sebagai Lawang Sewu menjadi ujung dari seluruh rangkaian kegiatan WHCI 2017.
Selain menelusuri “Jalur Gula” peserta juga berkesempatan mengunjungi situs Warisan Budaya Dunia seperti Candi Prambanan dan Candi Sewu. “Saya senang dapat mengunjungi tempat yang selama ini hanya saya baca di buku”, tambah Wais.
Acara WHCI yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016 ini memang bertujuan untuk mengkampanyekan warisan budaya kepada generasi muda agar ikut aktif dalam melestarikan dan menjaga warisan budaya Indonesia. Dalam Kegiatan WHCI 2017, dihasilkan sebuah rekomendasi bersama agar kawasan Kota Lama Semarang menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO, serta usulan pada pemerintah Kota Semarang terkait pengelolaan dan pelestarian kawasan tersebut.