Simposium Diaspora Austronesia

0
2503

Jakarta-Tidak hanya sejarah yang mencatat bahwa kita adalah bangsa maritim dan bhineka, tinggalan prasejarah pun membuktikan penutur Austronesia yang diyakini sebagai leluhur kita adalah para penjelajah laut dan memiliki keragaman budaya. Penggalian nilai luhur penutur Austronesia inilah yang melatarbelakangi akan diadakannya Simposium Internasional tentang Diaspora Austronesia pada tanggal 18 hingga 23 Juli 2016 di Nusa Dua, Bali.

p1

Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional tersebut akan diikuti oleh 200 peserta yang terdiri dari berbagai kalangan dan berasal dari 19 negara. Peserta termasuk para ahli dari berbagai disiplin ilmu antara lain arkeologi, antropologi, sejarah, geologi, geokronologi, palinologi, paleoiklim, paleografi, linguistik dan genetika.

Menurut Harry Truman, arkeolog senior yang menginisiasi acara tersebut, bangsa kita perlu memiliki karakter khas yang mengakar jauh ke masa lalu sehingga tidak mudah terpengaruh budaya asing yang datang. Persebaran penutur Austronesia di hampir setengah bola dunia mulai dari Madagaskar hingga Kepulauan Paskah, serta Taiwan-Mikronesia hingga Selandia Baru menunjukan bahwa leluhur prasejarah kita telah melakukan perjalanan laut.

p2.

Persebaran ini juga telah meninggalkan kebudayaan yang berbeda-beda, membuktikan bahwa kemajemukan di Indonesia telah ada sejak jaman prasejarah. Selain itu menurut Harry Widianto, Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, penutur Austronesia telah memperkenalkan budaya bercocoktanam di Indonesia.

Pemahaman-pemahan itu menunjukan bahwa pada dasarnya Indonesia memang layak disebut negeri yang bhineka, maritim, sekaligus agraris. Nilai-nilai seperti itulah yang diharapkan dapat tergali melalui simposium tersebut.