BPCB ACEH –Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Aceh Pak Nur Alam membuka seminar Kajian Pelestarian Cagar Budaya tepatnya tanggal 16 November 2013 di Aula Kantor BPCB Aceh. Yang di ikuti oleh mahasiwa UIN ARRANIRY Banda Aceh Jurusan Sejarah, LSM Mapesa. LSM Alif dan Tenaga-tenaga Ahli dari pusat anta lain prof Dr. HA sudibyakto, Ms belio juga guru besar UGM (Universitas Gajah Mada) Geografi dari Jakarta, Bapak Drs. Surya helmi Pensiunan direkur bcbm, Rita Margaretha Mhum, Dessi Yusubrata BPCM Jakarta dan Dr. suprayitno, M.hum dosen sejarah USU (Universitas Sumatera Utara).
Dalam acara pembukaan seminar Pelestarian Cagar Budaya tersebut Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banda Aceh dengan Wilayah kerja Aceh dan Sumatera Utara mengatakan bahwa “Hasil kegiatan kajian Pelestarian Cagar Budaya di Ujong Pancu tentang lokasi situs yang tenggelam dalam air laut sangat perlu untuk di lestarikan karena tinggalan tersebut adalah hasil peradaban masa lalu. Untuk menjangkau kelokasi tersebut dengan berjalan kaki sekitar 200 meter dari pinggir pantai ketika air surut sekitar pukul 11 00 sampai 16 00 akan tetapi jika air sudah pasang maka makam tidak kelihatan lagi.
Untuk mengkaji bukti-bukti tinggalan tersebut dalam seminar para Tenaga Ahli dari pusat Bapak Drs. Surya helmi Pensiunan direkur bcbm belio merekomendasikan bahwa kawasan ujong pancu sebagai daerah wisata alam ziarah, perlunya membuat jembatan dari daratan ke pulau kecil untuk menarik wisata dan kawasan ujong pancu menjadi penelitian arkeologis.
Juga dalam seminar itu pula Ibu Rita Margaretha Mhum sebagai ahli lingkungan USU mengusulkan Ujong Pancu sebagai zonasi kawasan dengan sistem sell dan open site museum wisata ziarah. Untuk lebih menarik perlunya penanaman mangrove dan cemara laut setelah zonasi ditentukan perlu pembuatan papan informasi dan papan larangan juga surat keputusan penetapan sebagai cagar budaya dengan demikian akan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.