Museum Nasional Meresmikan ImersifA Sebagai Ruang Interaksi Baru

0
3097
ImersifA, ruang interaksi baru di Museum Nasional.

Melalui ruang ImersifA para pengunjung diharapkan dapat terinspirasi dan menjadikan sejarah nasional sebagai bagian dari sejarah personalnya.

Museum Nasional terus mengembangkan diri untuk menarik minat pengunjung dan memperluas peranannya dalam mengkomunikasikan budaya sesuai dengan kebutuhan zaman. Kali ini, Museum Nasional mengembangkan Ruang ImersifA yang memanfaatkan teknologi imersif untuk menciptakan pengalaman interaktif bagi pengunjung. 

Ruang ImesifA merupakan instalasi permanen video mapping di Gedung A, Museum Nasional, Jakarta, dengan ukuran 12 m x 21 m. Pada setiap sesi pertunjukan, sajian Video mapping berdurasi 30 menit yang diproyeksi dengan sudut 360°, termasuk lantai. Pengunjung yang menyaksikan akan merasakan sensasi seolah-olah ada di dalam video. Dinding yang mengelilingi dan lantai yang dipijak menjadi layar yang memutar pertunjukan. 

Konten ImersifA menampilkan sejarah Indonesia dalam konsep alam, masyarakat, sejarah dan budaya dari masa ke masa. Di ruang ini, pengunjung akan berpetualang, mengalami dunia dari sudut pandang pelaku sejarah. Layaknya penjelajah, pengunjung mengeksplorasi khasanah dan keanekaragaman alam Indonesia, seni dan budaya, kerukunan beragama hingga pengalaman eksotik menembus batas berbagai motif-motif tradisional Indonesia yang tersebar di berbagai koleksi museum, benda cagar budaya dan bangunan cagar budaya. 

Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyebutkan jika perkembangan teknologi digital telah mencipta banyak terobosan dalam menghadirkan masa lalu ke masa kini. Menurut Hilmar Farid masa lalu tidak lagi hanya dihadirkan sebagai sajian audio-visual tetapi sebagai sesuatu yang dapat berinteraksi dengan pemirsa masa kini.

Salah satu implementasi teknologi itu dalam konteks museum adalah penciptaan ruang pamer imersif. Dalam ruang itu, kita seolah tenggelam ke dalam masa lalu, mengalami dunia dari sudut pandang pelaku sejarah, dan keluar dengan kesadaran baru tentang kedudukan kita dalam sejarah.

Hilmar Farid melanjutkan jika salah satu implementasi teknologi itu dalam konteks museum adalah penciptaan ruang pamer imersif. Dalam ruang itu, kita seolah tenggelam ke dalam masa lalu, mengalami dunia dari sudut pandang pelaku sejarah, dan keluar dengan kesadaran baru tentang kedudukan kita dalam sejarah. Untuk itulah Museum Nasional membuka sebuah ruang pamer imersif. Sebagai lembaga yang berfungsi memanfaatkan peninggalan bersejarah untuk pendidikan publik, Museum Nasional menyediakan ruang bagi khalayak untuk mengalami kembali sejarah dan menimba inspirasi dari pengalaman itu.

“Untuk itulah Museum Nasional membuka sebuah ruang pamer imersif. Sebagai lembaga yang berfungsi memanfaatkan peninggalan bersejarah untuk pendidikan publik, Museum Nasional menyediakan ruang bagi khalayak untuk mengalami kembali sejarah dan menimba inspirasi dari pengalaman itu,” terang Hilmar Farid.

“Dengan pameran tematik yang diperbarui secara berkala, ruang pamer imersif Museum Nasional ini juga diharapkan dapat mendorong kunjungan ulang yang akhirnya juga meningkatkan literasi permuseuman masyarakat: membentuk sebuah kebiasaan yang sehat dari khalayak untuk pergi ke museum secara berkala,” pungkasnya.

Keseluruhan gambar dan penyajian di ruang ImersifA menampilkan ornamen dan bentuk-bentuk budaya Nusantara dengan musik yang diaransemen modern, dengan melibatkan audio visual untuk menciptakan sensasi pengalaman unik terutama penglihatan, suara dan imajinasi melalui bantuan teknologi digital. Masing- masing pengunjung imersif akan merasakan pengalaman dan emosi yang bersifat personal, dan setiap orang berkesempatan merasakan pemaknaan pribadi dan inspirasi 

Harapannya, dengan wahana baru ini, pengunjung bisa belajar dan mendapatkan pengetahuan budaya dengan cara yang menyenangkan sehingga para pengunjung khususnya generasi muda memiliki kesadaran, pemahaman akan kekuatan budaya Indonesia. Hal ini akan membantu generasi muda untuk merefleksikan jati dirinya dan menyadari potensinya sebagai bangsa yang besar yang mampu bekerja sama dan hidup berdampingan dengan berbagai bangsa di dunia.