Program Magang Mahasiswa Bidang Kebudayaan Resmi Dimulai

0
1044

Jakarta – Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi meresmikan dimulainya program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK), hari Senin, 14 Agustus 2023.  Kegiatan yang dilaksanakan secara daring ini diikuti oleh peserta magang yang telah dinyatakan lolos seleksi, mentor teknis, dan mentor profesional yang akan mendampingi mahasiswa selama magang.  Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) merupakan program yang diinisiasi Ditjen Kebudayaan yang telah bergabung sebagai Mitra Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), salah satu implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

Direktur Pelindungan Kebudayaan, Judi Wahjudin menuturkan bahwa tujuan dilaksanakannya program ini adalah melibatkan mahasiswa untuk berkontribusi dalam agenda pemajuan kebudayaan dan menyiapkan diri pada dunia kerja di bidang kebudayaan.  Senada dengan Judi, Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Fitra Arda juga menyampaikan dalam sasaran pelibatan mahasiswa dalam pendataan kebudayaan melalui program ini, “Setiap orang berhak mendapat akses informasi tentang kebudayaan dan masih banyak data kebudayaan yang belum dinarasikan,  inilah yang akan dilakukan rekan-rekan mahasiswa selama mengikuti kegiatan magang ini.  Pentingnya data tersebut sebagai dasar kita dalam hal kebijakan pembangunan kebudayaan”, ujarnya.

Fitra juga mengulas pentingnya penguatan data kebudayaan yang kita miliki untuk memperkuat ketahanan budaya.  “Ada dua hal yang kita tuju, yaitu ketahanan budaya dan kontribusi Indonesia di tengah peradaban dunia.  Berdasarkan Undang-Undang No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, saat ini pemajuan kebudayaan berpedoman pada empat dokumen yaitu Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kabupaten/Kota, PPKD Provinsi, Strategi Kebudayaan, dan Rencana Induk Pemajuan Kebudayaan (RIPK) yang semua ini berbasis pada data. Tanpa data yang baik tentu kita tidak akan bisa melakukan pemajuan kebudayaan seperti yang kita harapkan”, tambahnya.

Lebih jauh, Judi mengungkapkan tingginya minat para mahasiswa untuk mengikuti program ini.  “Meskipun program MBK baru dimulai tahun ini, animo terhadap kegiatan ini ternyata cukup tinggi. Secara keseluruhan jumlah pendaftar adalah 4.546 mahasiswa, setelah dilakukan serangkaian tes dan verifikasi, ada 383 peserta dinyatakan lolos,” paparnya.

Dari seluruh mahasiswa lolos, 284 orang akan ditempatkan di 23 Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) yang tersebar di wilayah Indonesia sebagai Asisten Pendata Cagar Budaya dan Asisten Pendata Objek Pemajuan Kebudayaan, sedangkan 99 mahasiswa akan ditempatkan di Museum Nasional Indonesia sebagai Asisten Pendata Koleksi Museum.  “Penempatan peserta magang sudah disesuaikan jumlahnya, hal ini didasarkan pada kuantitas dan kualitas data di wilayah BPK dan kondisi pemerintah daerah terkait, sehingga jumlah tiap-tiap peserta magang di BPK berbeda-beda “, jelasnya.

Dalam kesempatan yang berbeda, Kepala Program MSIB, Wachyu Hari Haji menyebutkan program Magang Bersertifikat Kebudayaan (MBK) ini merupakan program MSIB Angkatan 5.  Pada sesi National Onboarding, Wachyu menyampaikan harapannya pada mahasiswa peserta MBK yang akan dilaksanakan selama lima bulan ke depan ini.  “Semoga Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat Angkatan kelima ini berjalan dengan baik dan apa yang kita rencanakan bisa berjalan dan harapannya adik-adik semua yang ada di sini adalah adik-adik yang akan menjadi orang-orang sukses di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Seorang peserta magang, mahasiswa dari ISBI Bandung, Nur Kholizah yang ditempatkan di BPK Wilayah 17 (Wilayah Kerja Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo) mengungkapkan antusiasnya mengikuti program ini. Mahasiswa jurusan antroplogi tersebut ingin terlibat dalam pemajuan kebudayaan melalui program ini.  ”Persiapan mental, mempelajari tradisi dan bahasa di Manado dan Gorontalo”, jelasnya ketika ditanya persiapan apa saja yang sudah dilakukan.

Sama halnya dengan Naufal Abimanyu, mahasiswa jurusan Arkeologi Universitas Indonesia yang ditempatkan di Museum Nasional Indonesia sebagai Asisten Pendata Koleksi Museum. Ia ingin melibatkan diri dalam pelestarian kebudayaan di Indonesia, “Motivasi saya pribadi yang jelas ingin memajukan serta mempertahankan eksistensi kebudayaan di Indonesia di khalayak umum terutama kawula muda,” ungkapnya.