Perbincangan Seru Keluarga Tokoh Proklamasi RI

0
3620

Jamuan teh keluarga tokoh Proklamasi masih menjadi rangkaian dari kegiatan Napak Tilas Proklamasi. Sekitar pukul 14.00 WIB, para perwakilan dari tokoh proklamasi berkumpul di ruang tengah Museum Naskah Proklamasi, Minggu (16/8).

Telah hadir Halida Nuriah Hatta putri bungsu Moh. Hatta, Gemala Rabi’ah Hatta putri Moh. Hatta, Banyu Biru sebagai perwakilan tokoh muda, Romy Hendra Rhastomo cucu Soekarno, Rohadi Subardjo anak bungsu Ahmad Soebardjo, Putrus (Dewan Harian Nasional 1945), serta Nishimura Toaji putra Laksamana Tadashi Maeda.

IMG_9950IMG_9934

Mereka saling berbincang untuk bertukar cerita, mengemukakan pendapat serta berdiskusi untuk mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia. Dengan merekonstruksi peristiwa 16 Agustus 1945 saat Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo diterima di kediaman Laksamana Maeda untuk mempersiapkan kemerdekan RI.

IMG_9926IMG_1063

Dalam perbincangannya, Hamida Hatta menuturkan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan oleh bangsa Indonesia sendiri bukan merupakan hadiah dari Jepang. Pada 15 Agustus, Jepang menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu maka berakhirlah Perang Dunia ke II dan terjadilah kevakuman.

IMG_1030

Hamida Hatta juga menjelaskan bahwa pemimpin politik, pemimpin pergerakan menuju kemerdakaan mengambil momentum dimana strategi, visi, misi dan taktik untuk menggapai merdeka sudah dimulai sejak tahun 1920-an. “Ketika Soekarno di Bandung dan Hatta di Belanda, meskipun mereka belum saling bertemu namun mereka sudah menyatukan visi, misi, dan strategi untuk kemerdekaan Republik Indonesia,” tuturnya.