Kebangkitan Mainan dan Permainan Tradisional Digelar di Museum Kebangkitan Nasional

0
1478

Museum Kebangkitan Nasional gelar acara Semiloka, Workshop dan Perlombaan “Permainan Anak Sebagai Media Pendidikan Penguatan Karakter” pada Selasa, 23 Oktober 2018. Bersama dengan Komunitas Hong, sebanyak 25 permainan anak tradisional dimainkan secara bersama-sama di Museum Kebangkitan Nasional. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 200 orang dari pelajar, guru dan masyarakat. Acara ini dibuka oleh Kepala Museum Kebangkitan Nasional, Bapak Mardi Thesianto. Dalam semiloka kali ini menghadirkan pembicara:

  1. Dr. M. Zainil Alif, M. Ds (Founder Komunitas Hong-Bandung, Pusat Kajian Mainan dan Permainan Tradisional) yang membahad tentang Konsep dan Nilai yang terkandung dalam Mainan dan Permainan Tradisional.
  2. Dr. Sulistyo Setiawan, M. Pd, yang membahas tentang Kreatifitas di dalam Mainan dan Permainan Tradisional.

Kemudian acara dilanjutkan dengan workshop yang ditujukan kepada anak-anak, guru dan masyarakat. Melalui workshop ini, peserta diajak mengenal permainan tradisional dengan menggunakan daun kelapa muda (janur) dan sarung. Peserta dapat membuat berbagai permainan dengan menggunakan kedua media tersebut, mulai dari tutup kepala, keris, hingga boneka kura-kura. Melalui permainan tradisional ini pula peserta akan belajar tentang solidaritas dan kebersamaan.

Acara dilanjutkan dengan berbagai perlombaan permainan tradisional yang melibatkan seluruh anak yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok. Anak-anak tampak sangat lepas dan bahagia dalam memainkan berbagai perlombaan. Keseruan mereka terlihat dari semangat dan tawa mereka ketika memainkan sejumlah permainan. Untuk menambah keseruan, setiap permainan memiliki poin yang harus mereka kumpulkan untuk menjadi juara di akhir acara. Permainan yang mereka mainkan diantaranya adalah bedil karet, kukuyaan, gasing, bedil jepret, rorodaan, banbanan, kelombambu, papancakan, bakiak, dan babalongan sarung. Di akhir acara kelompok 7 menjadi juara umum karena memiliki poin yang terbesar.

“Dimulai dari Museum Kebangkitan Nasional, kita mulai kebangkitan permainan tradisional, kebangkitan kesadaran nilai-nilai identitas diri, kenusantaraan, kebangsaan dan budaya. Melalui permainan tradisional ini anak-anak akan mudah memahami dan mengerti, karena itulah dunia mereka.” Ujar Kang Zainil Alif, founder Komunitas Hong.

Permainan tradisional merupakan warisan budaya yang sudah mulai sulit ditemui karena mengalami pergeseran dengan berbagai permainan yang disuguhkan gawai seperti game online. Padahal, dalam setiap permainan tradisional mengandung pesan dan filosofi yang penting bagi pembentukan kepribadian dan karakter anak. Melalui acara inilah diharapkan kebangkitan identitas diri anak dalam membangun karakter melalui permainan anak sebagai media pembelajaran dapat terus dilakukan dan dilestarikan. Sebab Indonesia merupakan negara dengan permainan tradisional terbanyak di dunia, yaitu 2.600 jenis permainan yang sudah menjadi tugas kita untuk melestarikannya bersama.

(Untari)