Jakarta – Hari ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan bersama Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid secara resmi memperkenalkan kepada awak media terkait gelaran World Culture Forum 2016 (WCF), yang juga disaksikan oleh jajaran Direktur di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan serta Pejabat Kemdikbud (18/04).
Mengawali paparannya di hadapan awak media, Anies menekankan WCF 2016 adalah sebuah forum untuk merumuskan landasan kebudayaan demi membangun dunia yang lebih inklusif dan lestari dengan memasukkan unsur keindonesiaan. “WCF 2016 bisa menjadi jembatan minimal antara tiga komponen. Jembatan masa lalu dan masa depan, jembatan antara generasi kemarin dan generasi masa depan, serta jembatan antara warisan hari kemarin dengan landscape yang modern,” katanya.
Kita berkeinginan, Anies melanjutkan, WCF 2016 menjadi media penyambung sekaligus mengalami, mengkonsep ulang, sekaligus merayakan dari tiga transisi tersebut. Dengan mengangkat tema “Culture for an Inclusive Sustainable Planet”, ia berharap WCF 2016 bisa menempatkan kembali Indonesia menjadi rujukan dalam percakapan dunia.
Berbeda dengan penyelenggaraan WCF tahun 2013 lalu, WCF 2016 memasukkan agenda kunjungan ke lapangan serta agenda kesenian yang akan terintegrasi dengan forum secara keseluruhan. “Kesenian di sini bukan dekorasi, tapi cara ekspresi. Begitu pula kunjungan ke lapangan, bukan pengisi waktu senggang, tapi sebagai cara agar peserta dapat mengalami bersama apa yang dibicarakan,” jelas Hilmar.
Dalam penyelenggaraan WCF 2016, salah satu kegiatan unggulan diperuntukkan bagi para generasi muda yakni Youth Forum yang akan dimulai sejak awal Oktober mendatang. Rencananya, WCF 2016 akan dilaksanakan di Bali Nusa Dua Convention Center pada tanggal 10-14 Oktober 2016 mendatang. Sekira 1500 orang dari berbagai negara di dunia akan berpartisipasi dalam forum ini.