Jakarta – Hari ini, seluruh anggota Steering Commitee (SC) World Culture Forum (WCF) 2016 mengadakan pertemuan dengan Mendikbud Anies Baswedan, di Gedung A, Kompleks Kemdikbud. Pertemuan dibuka oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid, dengan perkenalan antar-SC dan para undangan dari instansi terkait.
Dalam pertemuan tersebut, Hilmar menggarisbawahi peran SC dalam kapasitasnya sebagai penanggung jawab dan pengambil keputusan vital dalam WCF 2016 nanti. “Merunut kembali korelasi antara budaya dan pembangunan, WCF tak hanya menjadi dekorasi dalam kehidupan, tetapi memberi esensi bagi kehidupan itu sendiri,” paparnya.
Menanggapi hal tersebut, Anies menjelaskan kembali pentingnya posisi Indonesia dalam gelaran WCF ini. “WCF harus menjadi ajang untuk menunjukkan budaya-budaya terbaik Indonesia. Ini sebuah kesempatan bagi dunia untuk merasakan indahnya budaya Indonesia. WCF bukan semata-mata acara dalam ruangan, namun juga bisa menjadi tempat untuk merasakan Indonesia,” ujar Anies.
Ia juga menambahkan, setidaknya ada tiga poin utama yang menjadi kunci utama dalam gelaran WCF secara keseluruhan. Tiga poin kunci tersebut antara lain Experiencing, Professional and Participation. Intisari dari tiganya ialah memberi pengalaman keindonesiaan kepada peserta WCF 2016 yang datang dari berbagai penjuru dunia dengan konsep acara yang tersaji secara professional.
“WCF harus dikelola secara profesional, agar tidak kalah dengan acara internasional lainnya. Model acaranya tidak harus kebarat–baratan tapi pengelolaannya harus setingkat global,” jelasnya. Dari pertemuan ini, seluruh SC sepakat bahwa gelaran WCF 2016 harus menonjolkan sisi keindonesiaan serta menonjolkan pembicara–pembicara asal Indonesia.