You are currently viewing Lomba Melukis Sebagai Pendidikan Karakter Para Generasi Muda
Sesi foto bersama menutup lomba melukis dengan tema "Mencintai Sungai Kita."

Lomba Melukis Sebagai Pendidikan Karakter Para Generasi Muda

Media penanaman karakter bagi generasi muda tidak hanya melalui pendidikan formal saja, namun juga dapat melalui jalur kesenian seperti halnya lomba melukis.

Ada cara-cara yang dapat dilakukan sebagai media pembelajaran. Alih-alih belajar pada media pembelajaran formal seperti di sekolah ataupun lembaga-lembaga pendidikan lainnya, sarana pembelajaran lainnya yang dapat digunakan adalah melalui jalur informal. Salah satu contohnya adalah belajar di museum.

Maka dari itu, Museum Basoeki Abdullah, sebagai salah satu museum yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Kebudayaan, mencanangkan pelbagai program guna menjalankan fungsinya di tengah masyarakat, yakni sebagai tempat pembelajaran, terutama dalam hal seni dan budaya. Berangkat dari pemikiran tersebut, Museum Basoeki Abdullah telah menyelenggarakan lomba lukis yang ditujukan bagi generasi muda, khususnya siswa-siswi SMP se-Jabodetabek, yang bertemakan “Mencintai Sungai Kita.”

Tema “Mencintai Sungai Kita” dipilih karena terinspirasi dari lukisan Sungai Tak Pernah Kembali, karya Basoeki Abdullah yang melukiskan pemandangan sungai yang indah dan alami. Dengan diselenggarakannya lomba tersebut, Museum Basoeki Abdullah berharap dapat memunculkan lukisan- lukisan baru hasil interpretasi siswa-siswi akan tema tersebut, karena Basoeki Abdullah, adalah seorang maestro lukis yang berbagai karyanya terinspirasi oleh kekayaan dan keindahan alam di Indonesia. Lebih dari itu, melalui lomba ini diharapkan dapat meningkatkan kepedulian dan kesadaran para siswa-siswi selaku generasi muda akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sungai sebagai bagian dari rasa cinta mereka terhadap lingkungan.

Pemilihan tema “Mencintai Sungai Kita” dimaksudkan sebagai media penanaman karakter kepada para generasi muda untuk senantiasa mencintai dan menjaga kelestarian sungai sebagai bagian kehidupan masyarakat. Sedangkan maksud dan tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan semangat berkarya dan meneladani kecintaan Basoeki Abdullah terhadap alam di Indonesia.

Pada waktu pelaksanaannya, yakni pada hari Kamis, 23 Februari 2017, lomba melukis tersebut diikuti oleh sejumlah 100 siswa-siswi tingkat SMP/Sederajat  dari 54 SMP yang tersebar di setiap wilayah di Jabodetabek. Adapun yang hadir sebagai dewan juri adalah sosok-sosok yang telah lama menekuni bidangnya seperti  Bpk. Edy Fauzi (Dosen Seni Rupa UNJ), Bpk. Aris Ibnu Darodjad (Pemerhati museum), dan Bpk. S. Wito (seniman lukis).

Setelah melalui waktu pelaksanaan selama kurang lebih 2 (dua) jam, dewan juri telah memilih 5 karya terbaik, antara lain sebagai berikut: Juara Pertama, M. Vandy P. (SMPN 206 Jakarta), dengan 1355 poin; Juara Kedua, Wynneth Arridelyn (SMPN 141 Jakarta), dengan 1325 poin; Juara Ketiga, Anjeli Elvari (SMPN 85 Jakarta), dengan 1263 pin; Juara Harapan Pertama, Sarah Naila Rahma (SMPN 1 Bogor), dengan 1215 poin; dan Juara Harapan Kedua, Evelyn Giovanie (SMP Penabur Kelapa Gading), dengan 1173 poin.

Perwakilan dewan juri, Bpk. Aris Ibnu Darodjad, menyampaikan bahwa penilaian didasarkan pada beberapa aspek seperti kesesuaian dengan tema, kreativitas, komposisi warna, teknik, dan orisinalitas. “Penilaian pada lomba kali ini sangat sulit. Kalau boleh kami ingin memilih 25 pemenang,” tutupnya. Acara diakhiri dengan sesi foto bersama para pemenang dan seluruh peserta, serta tur singkat di Museum Basoeki Abdullah.