Makassar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan c.q. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman, Direktorat Jendral Kebudayaan mengadakan On Land Simulation Underwater Excavation di Benteng Fort Rotterdam. Simulasi ini sebagai acara pembuka dalam rangkaian kegiatan Internasional Capacity Building on Safeguarding The Underwater Cultural Heritage Makassar-Selayar 2014. On Land Simulation Underwater Excavation yang pertama ini berisi materi dasar tentang penyelaman, khususnya persiapan sebelum penyelaman untuk penggalian peninggalan budaya bawah air.
Pemateri atau instruktur untuk kelas ini adalah Erb Prem Vatcharangkul yang merupakan arkeolog dari Underwater Archeology Division Thailand. Kali ini merupakan kedua kalinya ia dan dua instruktur lainnya mengisi pelatihan underwater excavation dari Direktorat Pelestraian Cagar Budaya dan Permuseuman setelah tahun lalu mereka menjadi instruktur di Kabupaten Baru, Makassar. Instruktur lainnya adalah Ros Anderson dari Department of Maritime Archeology Western Australian Museum dan Bobby Orillaneda dari National Museums of Philippines.
Berbeda dengan kegiatan di tahun sebelumnya, tahun ini Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman bekerja sama dengan para instruktur menentukan target yang lebih tinggi dari sebelumnya. Apabila tahun lalu target peserta hanyalah menyelam dan melihat situs yang ada, yang mana pada waktu itu merupakan kapal karam, tahun ini target peserta adalah dapat melakukan penggambaran dan pemetaan situs atau cagar budaya bawah air di Pulau Selayar yang mana kebanyakannya adalah keramik.
Pada kesempatan ini, Sri Patmiarsi, Kasubdit Explorasi dan Dokumentasi, berkesempatan untuk memberikan sepatah dua kata menyambut para peserta. “Saya berharap dengan pelatihan ini kapasitas PCBM di seluruh Indonesia dalam hal underwater excavation ini dapat ditingkatkan dan tentunya pelatihan ini dapat terus belangsung di setiap tahunnya,” ujar Sri.
Peserta yang mengikuti kegiatan ini berasal dari dalam dan luar negeri, yaitu Thailand, Filipina, Kamboja, dan Laos. Peserta dalam negeri bukan hanya dari perwakilan PCBM saja tetapi juga perwakilan dari Universitas di Indonesia yang memiliki Jurusan Arkeologi seperti Universitas Indonesia, Universitas Udayana Bali, Universitas Hassanudin Makassar, dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Sebagai penutup kelas pada hari ini, para peserta diajak untuk berkunjung ke Pelabuhan Paotere Makassar tempat pembuatan kapal sekaligus pelbauhan di mana kapal-kapal di perairan Makassar berlabuh dan melakukan aktifitasnya lainnya.