Kolaborasi Angklung dan Tari Indonesia raih Grand prix Orpheus XI Black Sea Festival 2014

0
639

Kiten. Tim kesenian Indonesia kembali meraih prestasi mengagumkan di Bulgaria. Kali ini tim yang merupakan kolaborasi antara Rumah Angklung Indonesia dan Sanggar Ayunda Puspita meraih Grand prix Orpheus (juara pertama) pada XI Black Sea Festival 2014 yang diadakan di Kota Primorsko dan Kiten Bulgaria 2-6 September 2014. Ini berarti tim berhak untuk mengikuti festival yang tingkatannya lebih tinggi tahun depan yaitu International Euro Folk Championship 2015. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Direktur Festival, Kaloyan Nikolov, kepada Pimpinan Tim, Arif Sarifudin di acara penutupan Festival di kota Kiten pada 6 September 2014.

Keikutsertaan tim kesenian yang teridiri dari 17 pemusik dan penari dalam Festival tersebut adalah atas sponsor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Pemuda dan Olah Raga Indonesia. Festival diikuti oleh 88 group dari 6 negara yaitu Indonesia, Turki, Rumania, Macedonia, Latvia dan Bulgaria.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diwakili oleh Kasubdit Program dan Evaluasi, Dit. Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya, Bapak Ahmad Mahendra dan Auditor Madya, Inspektorat Jenderal, Bapak Bahari Mulawarman turut serta menghadiri festival dimaksud.

Acara penutupan dihadiri oleh Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto dan Staf Khusus Menpora, Heru Nugroho.

Dalam sambutannya pada acara penutupan Deputi Harmonisasi dan Kemitraan Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto menyampaikan terkesan atas sambutan masyarakat kota Primorsko dan Kiten atas penampilan tim kesenian Indonesia. Hal ini mengingatkannya kembali, hubungan erat kedua Negara di masa Pemerintahan Presiden Sukarno. Oleh karena itu Deputi berjanji akan kembali mendukung keikutsertaan tim kesenian Indonesia untuk tampil di Festival yang lebih tinggi tingkatannya di Bulgaria.

Pada Festival tim menampilkan musik angklung, kolintang dan gendang yang dikolaborasikan dengan tarian tradisional Indonesia. Selama festival berlangsung penampilan tim mendapatkan sambutan luar biasa penonton, khususnya pada hari ke-3 festival saat tim membawakan lagu terkenal Bulgaria “Moia Strana Moia Bulgaria” dengan alat musik tradisional Indonesia tersebut. Pada saat itu ratusan penonton spontan berdiri dan turut bernyanyi bahkan sebagian penonton menitikkan air mata.

Prestasi yang diraih tim telah memberikan kesan mendalam kepada masyarakat Bulgaria khususnya di kota Kiten dan Primorsko. Penampilan tim Indonesia menjadi penampilan yang di tunggu-tunggu penonton. Beberapa penonton yang berjumpa dengan anggota tim seusai pentas mengatakan lagu Strana Moia Bulgaria yang dibawakan dengan angklung sangat indah dan menyentuh.

Selain menyanyikan lagu Bulgaria di atas, tim kesenian dari Indonesia juga menampilkan lagu-lagu daerah dan tarian nusantara dari Papua, betawi, Sumatera dan Kalimantan, beberapa diantaranya dibawakan secara medley.

Kota Primorsko dan Kiten merupakan kota di sepanjang Laut Hitam yang menjadi tujuan wisata musim panas wisatawan domestik dan asing (Rusia, Jerman, dan negara-negara tetangga Bulgaria). Penampilan Tim Indonesia di atas memberikan dampak lebih dikenalnya Indonesia secara luas diantara masyarakat Bulgaria dan diantara para wisatawan. Sementara, suara musik angklung yang ditampilkan telah pula membuat penonton terkesima. Dua mahasiswa dari Universitas Burgas (sekitar 30 Km dari Kiten) telah pula menyampaikan minatnya untuk melakukan penelitian terhadap musik angklung. Penampilan musik angklung di Bulgaria ini merupakan yang pertama kali dalam sepuluh tahun terkahir. Musik angklung terakhir ditampilkan di kota Plovdiv pada tahun 2004.