Jaga Pengetahuan Tradisional Para Nelayan, Kunci Bangun Ekosistem Budaya Maritim

0
1045

Jakarta – Dedi Supriadi, perwakilan Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, mengatakan pemerintah perlu membangun sebuah ekosistem budaya yang efektif untuk kembali memberdayakan potensi kemaritiman Indonesia. Apalagi Indonesia merupakan negara poros maritim dengan penghasil kekayaan laut yang melimpah.

“Program masih bolong-bolong, misalnya hubungan dengan subsidi perikanan kalau mengutamakan nelayan itu tidak hanya diberikan (kapal) tapi mereka diakui pengetahuannya. Selama ini pendekatannya birokratis, top down, tidak ada penghargaan terhadap kebudayaan maritim, kebudayaan yang praktisnya,” ujar Dedi dalam sesi kuliah umum bertemakan “Ekosistem Budaya Maritim Indonesia”, di Graha Utama, Kemdikbud (8/12/18), dalam rangka Kongres Kebudayaan Indonesia 2018.

Pemerintah, lanjutnya, perlu juga membangun dialog-dialog interaktif dengan para nelayan, yang menjadi garda terdepan poros maritim, sehingga apa yang disediakan sesuai dengan kebutuhan para nelayan. Apalagi, para nelayan mendapatkan pengetahuan melaut dari hasil praktik-praktik secara regenerasi. Inilah kekuatan masyarakat pesisir, khususnya nelayan, yang perlu mendapatkan tempat tersendiri.

Dedi menjabarkan sebuah contoh, misalnya pemerintah kerap men-training nelayan yang mendapatkan alat tangkap baru. Menurutnya, salah satu solusi yang dapat diadopsi untuk mengecilkan gap tersebut ialah memberikan praktik langsung di kapal-kapal yang jenis alat tangkapnya sesuai dengan ukuran yang hendak dioperasikan.

“Jadi itu sebenarnya masalah pembangunan kita, cenderung masyarakat dijadikan sebagai objek pengetahuan mereka. Padahal mereka punya modal (pengetahuan tradisional) dan tinggal dikuatkan. Tetapi sering kali tidak dilihat oleh pemerintah, mereka datang dengan rencana sendiri dan tidak memperhatikan konteks lokal,” tambah Dedi.

Oleh karena itulah, Dedi berharap beberapa permasalahan di bidang kemaritiman setidaknya dapat diselesaikan dengan melihat konteks-konteks kearifan lokal masyarakat setempat. Ia pun mengajak seluruh lapisan masyarakat bergerak memajukan potensi Indonesia sebagai negara maritim.

“Pemajuan kebudayaan harus menjadi kerja terintegrasi dan kolaboratif,” tutupnya.