Galeri Nasional Indonesia-Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bersama dengan Goethe Institut mendukung CuratorsLAB dalam penyelenggaraan Pameran Seni Ekperimental Seniman Muda Asia Tenggara “Mutual Unknown”. Pameran yang dikuratori oleh Rifandy Priatna (Indonesia), Sally Texania (Indonesia), dan Henry Tan (Thailand) ini menjadi suguhan berbeda dari kebanyakan pameran yang diselenggarakan di Galeri Nasional Indonesia. Umumnya pameran akan menyuguhkan karya-karya yang telah terpajang rapi, atau dengan kata lain berbasis objek. Namun kali ini seniman akan berkarya selama pameran berlangsung. Area ruang pamer juga dibuat seolah-olah studio terbuka yang menjadi tempat seniman berproses sekaligus berinteraksi dengan pengunjung galeri. Pengunjung yang hadir dapat memberi pandangan, bertanya, dan secara aktif berdialog dalam proses penciptaan karya.
“Ruang pamer menjadi proses kerja dan ruang interaktif audiens. Disini pengunjung dapat memberi ide dan gagasan”, ungkap Sally Texania. Lebih lanjut, Kepala Sie Pameran dan Kemitraan Galeri Nasional Indonesia Zamrud Setya Negara juga mengungkapkan apresiasi sebesar-besarnya kepada para seniman muda yang terpilih untuk mengikuti program. Seniman yang terpilih tersebut adalah Azam Aris (Malaysia), Fajar Abadi (Indonesia), Nuttapon Sawasdee (Thailand), Thuy Tien Nguyen (Vietnam), Tan Vatey (Kamboja), Renz Lee (Filipina), Kaung Myat Thu (Myanmar), Leonard Yang (Singapura), dan Noy Xayatham (Laos).
Pameran ini dibuka untuk publik mulai 3-17 Juni 2017, pukul 10.00-18.00 WIB, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Khusus pada Kamis, 15 Juni 2017 akan diselenggarakan presentasi akhir karya dari 9 seniman yang terlibat. Tak hanya pameran, perhelatan ini juga dilengkapi dengan program publik berupa diskusi harian bersama kurator dan perupa yang diadakan setiap hari selama pameran berlangsung, pukul 13.00-15.00 WIB, di Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Seluruh kegiatan terbuka untuk umum dan bebas biaya.
*fii/GNI
