Press Release: Pameran Hasil Workshop KamiSketsa GalNas

0
715
KamiSketsa Galnas
Kini Hasil Sketsa Publik Bisa Dipamerkan di Galeri Nasional Indonesia

KamiSketsa GalNas merupakan salah satu program yang melibatkan secara langsung para pengunjung Galeri Nasional Indonesia (GNI) dalam berproses kreatif atau menciptakan karya seni, khususnya sketsa. Program ini menjadi salah satu fase lanjutan setelah pengunjung mengenal GNI, datang dan mengapresiasi karya seni di GNI, maka fase berikutnya adalah terlibat langsung dalam proses kreatif menciptakan suatu karya seni.

Program KamiSketsa GalNas dimulai pada 12 Oktober 2017 bertepatan dengan Hari Nasional Museum Indonesia. Dikemas dalam bentuk workshop, program ini dilaksanakan setiap hari Kamis mulai pukul 09.00–15.00 WIB di GNI. KamiSketsa GalNas ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat yang tertarik dan ingin menggambar sketsa, tidak terkecuali baik bagi yang masih awam, maupun yang telah mahir. Terbukti, selain para pengunjung GNI, program ini juga diikuti dan melibatkan para seniman yang telah lama berkecimpung di dunia seni rupa khususnya sketsa, diantaranya Ipe Ma’aruf, Toto BS, Daniel Nugraha, serta para sketcher yang datang dengan senang hati dan sukarela. Bahkan, mereka tak segan untuk berbagi ilmu termasuk tips dan trik menggambar sketsa kepada para pengunjung, juga setia menemani para pengunjung untuk menggambar sketsa bersama.

Antusiasme pengunjung GNI terhadap program KamiSketsa mendorong GNI berinisiatif untuk menggelar sebuah pameran yang menampilkan karya-karya sketsa terpilih hasil workshop KamiSketsa GalNas mulai bulan Oktober hingga Desember 2017. Pameran ini sesuai dengan latar belakangnya diberi tajuk Pameran Hasil Workshop KamiSketsa GalNas”.

Selain untuk mewadahi antusiasme pengunjung, “Pameran Hasil Workshop KamiSketsa GalNas” merupakan sebuah bentuk peran GNI dalam memfasilitasi publik untuk terlibat dalam proses kreatif dan juga sebagai sarana pembentukan karakter sehingga menjadi pengunjung yang kreatif, terhebat, dan juga mampu merespon dengan baik situasi yang ada di sekitarnya. Hal tersebut erat kaitannya dengan pembentukan karakter tentang bagaimana proses para pengunjung atau masyarakat yang awalnya hanya datang dengan rasa ingin tahu yang besar, kemudian pengalamannya meningkat dengan adanya kesempatan belajar di ruang pamer. Di dalam ruang pamer tersebut, pengunjung dihadapkan dengan situasi untuk belajar mematuhi tata tertib dalam mengapresiasi karya. Hal ini akan mengantarkan mereka untuk belajar menghargai karya seni sekaligus belajar menghormati orang lain. Setelah melalui fase ini, maka selanjutnya pengunjung digiring untuk merasakan dengan melibatkan diri secara langsung dalam proses kerja keras, sebuah usaha yang tidak kenal menyerah dalam membuat karya seni. Di sinilah pameran ini mengambil peran, khususnya melibatkan peran pengunjung GNI dalam hal menggambar sketsa.

“Pameran Hasil Workshop KamiSketsa GalNas” akan berlangsung pada 14–21 Desember 2017 di area GNI. Pameran ini akan menempati tiga titik. Pertama, di ruang workshop sebagai presentasi bagaimana proses workshop KamiSketsa GalNas berlangsung. Kedua, di Gedung B yang terdiri dari tiga ruang. Di sini sekitar 100 karya sketsa akan ditampilkan. Ketiga, di panel interaktif yang terletak di ruang publik (area outdoor). Uniknya, di panel tersebut akan disediakan area kosong sehingga pengunjung pameran dapat merespon dengan membuat sketsa untuk dipajang di panel interaktif tersebut, berdampingan dengan karya-karya hasil workshop KamiSketsa GalNas. Jumlah karya yang dipamerkan di panel interaktif ini akan terus bertambah karena ditentukan oleh jumlah para pengunjung yang merespon dengan membuat karya sketsa.

“Pameran Hasil Workshop KamiSketsa GalNas” diharapkan Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana akan menjadi awal peran serta GNI dalam membentuk karakter masyarakat melalui ruang pamer dan ruang kreatif. Selain itu, “Pameran ini juga diharapkan mampu memberikan motivasi dan inspirasi, serta memancing geliat berkarya rupa dan terlibat langsung dalam proses kreatif menciptakan karya seni rupa khususnya sketsa,” tutur Tubagus.

 

###