Kegelisahan Batin Seorang Pematung

0
938
Suasana Press Tour dan Pembukaan Pameran Tunggal Purjito "Memorandum" di Galeri Nasional Indonesia.
Suasana Press Tour dan Pembukaan Pameran Tunggal Purjito “Memorandum” di Galeri Nasional Indonesia.

Patung perempuan berpose tidur dengan panjang 4,5 meter menyambut di pintu Gedung A Galeri Nasional Indonesia. Patung tersebut menjadi penanda digelarnya Pameran Tunggal Purjito “Memorandum” di Galeri Nasional Indonesia.

Dibuka secara resmi oleh sineas dan budayawan, Garin Nugroho, pada Selasa malam, 22 Desember 2015, pameran “Memorandum” menampilkan karya tunggal Purjito sebanyak 44 judul karya dengan sekitar 70 lebih karya patung dan relief.

“Karya Purjito tidak baru apabila dilihat dari segi materialnya yang bermain dengan perunggu, aluminium, dan fiber. Namun kelebihan patung Purjito terletak pada pesan kontekstualnya yang berasal dari emosi terdalam. Purjito memiliki nilai realis yang baik sehingga patung-patung hasil ciptaannya memiliki proporsi, figure, gesture, ekspresi, dan draperi yang pas atau tampak natural,” ungkap kurator pameran ini sekaligus kurator Galeri Nasional Indonesia, Suwarno Wisetrotomo.

Patung-patung yang dipamerkan Purjito kali ini menggambarkan kegelisahannya batinnya dalam melihat segala aspek kehidupan. Ada yang menyiratkan situasi sosial politik, meski Purjito sendiri tidak memiliki maksud untuk menyentil ranah tersebut. Seperti pada patung berjudul “Dialog/Dialektika” yang menampilkan patung tujuh Presiden Indonesia dan tiga pemimpin dunia. Patung para pemimpin tersebut berkumpul dalam satu ruang imajiner yang seakan sedang melakukan pertemuan penting. Purjito juga menampilkan secara apik sosok istrinya, Sirtihana, dalam patung perunggu berjudul “Merenung”. Memori tentang ibu Purjito yang kesehariannya meniti lesung juga dihidupkannya dalam karya fiberglass berjudul “Netu (Lesung)”.

Patung-patung tersebut bagi Purjito, sudah tidak bisa dipisahkan dari dirinya. “Seni patung hadir sebagai bagian dari diri saya,” ungkap Purjito. Karya-karya Purjito tersebut mendapat pujian dari Garin Nugroho. “Saya mendapatkan spirit dan inspirasi. Hari ini saya melihat patung-patung Purjito yang dibaliknya ada proses spiritualitas untuk mencipta,” ucap Garin saat memberikan sambutan.

Selain Garin Nugroho, Kepala Galeri Nasional Indonesia, Tubagus ‘Andre’ Sukmana, juga memberikan sambutan dalam malam peresmian pameran tersebut. “Perhelatan ini kiranya menjadi momen penting bagi Purjito untuk menghadirkan eksistensi dan totalitasnya sebagai seorang pematung. Sebuah kesempatan yang baik untuk menunjukkan beragam karya seni yang telah diciptakan dan digelutinya selama ini kepada publik luas,” kata Andre.

Pameran Tunggal Purjito “Memorandum” masih akan berlangsung di Gedung A Galeri Nasional Indonesia hingga 8 Januari 2015 mendatang. Pameran ini dapat dikunjungi masyarakat umum secara cuma-cuma mulai pukul 10.00 hingga 18.00 WIB.

*dsy/GNI