Galeri Nasional Indonesia Akan Gelar Pameran di Frankfurt Book Fair (FBF) 2015

0
816

Foto FBF OK

Galeri Nasional Indonesia mendapatkan kesempatan emas untuk mengisi salah satu dari sejumlah rangkaian acara dalam event pameran buku terbesar di dunia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 pada 13–18 Oktober 2015 mendatang. FBF tahun ini menempatkan Indonesia sebagai tamu kehormatan (guest of honour) . Pada ajang akbar tersebut, Galeri Nasional Indonesia akan menghelat Pameran Seni Rupa Modern bertajuk “Root. Indonesian Contemporary Art” pada 5 September – 20 November 2015 di Kunstefrein, Frankfurt. Pameran ini menampilkan karya-karya dari empat perupa Indonesia yaitu instalasi bambu karya Joko Avianto, instalasi dalam ruang karya Jompet Kuswidananto, mural dan object karya Eko Nugroho, dan instalasi video art karya Tromarama.

Pameran yang akan diselenggarakan oleh Galeri Nasional Indonesia tersebut, menjadi salah satu acara yang digabungkan dalam Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar yang juga menyajikan seminar tentang Indonesia sebagai negara Islam terbesar yang mampu menerapkan kehidupan demokrasi, karnaval seni budaya tepi sungai, pasar Hamburg, parade film, art residency, dan pavilion GOH FBF 2015. Komite ini merupakan salah satu bagian dari Komite Nasional yang dibagi menjadi beberapa Komite lain yaitu Komite Penerjemahan; Buku dan Ekshibisi; Pertunjukan, Pameran dan Seminar; Komite Kuliner, Anak dan Pelajar; serta Desain, Paviliun dan Stan.

Dituturkan Ketua Panitia Komite Nasional Goenawan Mohamad saat Jumpa Pers di Galeri Nasional Indonesia pada Kamis, 30 April 2015, Indonesia tidak boleh gagal menjadi tuan rumah dalam pameran buku yang sudah dihelat selama 500 tahun ini. “Haram hukumnya untuk gagal,” tegas sastrawan ternama Indonesia itu. Mengingat ajang akbar ini diikuti lebih dari 100 negara, disorot lebih dari 9.300 jurnalis dunia, dan dihadiri lebih dari 260.000 pengunjung, sehingga merupakan kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan pencapaian terbaik Indonesia khususnya di bidang literasi dan kebudayaan.

Jumpa pers tersebut juga dihadiri penulis kenamaan Ayu Utami dan Leila S. Chodori, serta budayawan sekaligus aktor senior Slamet Rahardjo. Ayu dan Leila sepakat berharap semoga penerjemahan karya sastra indonesia seperti yang dilakukan pada FBF 2015 kali ini bisa konsisten dan difasilitasi dengan infrastruktur yang memadai sehingga karya sastra Indonesia terus mendapatkan apresiasi masyarakat dunia. Sedangkan Slamet Rahardjo mengemban misi lewat FBF 2015 bertema “17.000 Island of Imagination” ini untuk membuktikan bahwa Indonesia merupakan laboratorium kemajemukan yang pluralis.

*dsy/GNI