Melihat Indonesia Lewat Karya Friedrich Silaban

0
1478

Selasa malam, 7 November 2017, Pameran “Friedrich Silaban, Arsitek 1912-1984” di Galeri Nasional Indonesia telah resmi dibuka oleh Ketua Ikatan Arsitek Indonesia, Ahmad Djuhara. Dalam sambutannya, Ahmad Juhara mengatakan bahwa pameran arsitektur ini merupakan salah satu cara untuk mengerti ke–Indonesia–an kita. “Arsitektur kita membentuk diri kita. Saat kita memerlukan sesuatu untuk mengerti kembali ke–Indonesia–an kita, maka itu bisa dipelajari dari arsitektur kita,” ungkapnya.

Dalam kaitannya dengan hal tersebut, maka mengerti kembali ke–Indonesia–an kita salah satunya dapat dipelajari dari karya-karya arsitektur Friedrich Silaban, baik berupa foto, arsip, juga artefak, yang dalam pameran ini telah dikonsep secara runtut dalam lima fragmen.

Fragmen pertama dipaparkan Kurator pameran Setiadi Sopandi, menampilkan kisah sosok Silaban dibentuk dari latar belakang keluarga, pendidikan, pengalaman, dan peran yang diambil semasa hidupnya. Kedua, dimunculkan interaksi Silaban dan Soekarno, termasuk yang memengaruhi rancangan maupun karya Silaban. Ketiga, disuguhkan rancangan Silaban, baik yang telah dibangun maupun yang tidak terbangun. “Keempat merupakan fragmen yang menggambarkan puncak karier Silaban, dalam hal ini difokuskan pada Masjid Istiqlal sebagai proyek monumental yang pembangunannya diselesaikan dalam waktu cukup panjang,” jelas Sopandi. Fragmen terakhir menggambarkan dinamika dan kesulitan-kesulitan dalam bagian hidup Silaban setelah berakhirnya Orde Lama.

Menanggapi pameran ini, Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana mengatakan bahwa Friedrich Silaban merupakan tokoh yang telah memberikan kontribusi besar kepada bangsa Indonesia. Selain bangunan-bangunan yang ditampilkan dalam pameran ini seperti Masjid Istiqlal, Gedung Bank Indonesia, BNI 46, dan Monumen Pembebasan Irian Barat yang semuanya berada di Jakarta, Silaban juga merevitalisasi makam Raden Saleh di Bogor sekitar tahun 50–an, yang saat itu diresmikan oleh Bung Karno. Karena itu publik perlu mengenal, melestarikan, dan menggali kembali peran Silaban melalui pameran ini. “Semoga Pameran Friedrich Silaban ini dapat menambah informasi dan wawasan, serta pada gilirannya juga menumbuhkan kecintaan dan penghormatan kepada Friedrich Silaban,” tutupnya.

*dsy/GNI