100 Tahun Otto Djaya Bawa Enam Dekade Potret Indonesia

0
1194
Suasana pembukaan Pameran 100 Tahun Otto Djaya di Galeri Nasional Indonesia

Otto Djaya, sang pelukis yang selalu hadir dengan ciri khas Indonesia dalam setiap karyanya. Meskipun belajar dan bekerja sebagai seniman di Belanda selama tiga tahun (1947-1950), namun karya-karya Otto senantiasa kental dengan unsur-unsur keindahan alam, mitos, dan cerita lokal Indonesia. Tak heran jika Otto menjadi pelukis yang melampui masanya. Karyanya menjadi menarik untuk memperlihatkan potret sosial budaya Indonesia kala itu.

Karya – karya inilah yang kembali dihadirkan oleh Galeri Nasional Indonesia atas inisiasi dari Inge-Marie Holst dan Hans Peter Holst yang sebelumnya telah melakukan penelitian tentang Otto Djaya. Perhelatan ini menghadirkan 172 karya Otto Djaya yang telah ia lukiskan selama hampir enam dekade.  Mulai dari masa kolonial Belanda, Perang Dunia II, zaman revolusi, era pemerintahan Soekarno dan Soeharto, hingga masa demokrasi.

Lukisan – lukisan Otto menunjukkan berbagai kejadian sehari-hari yang umum dikenal oleh masyarakat Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Uniknya banyak lukisan Otto yang ikonik karena memasukan tokoh-tokoh wayang seperti Petruk dan Gareng ke dalam situasi keseharian tersebut. “Karya-karya Otto Djaya merupakan ungkapan sekaligus potret yang menjadi upaya dalam melestarikan budaya lokal bangsa Indonesia”, ujar Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus ‘Andre’ Sukmana.

Pameran 100 Tahun Otto Djaya dibuka untuk umum mulai 1 hingga 9 Oktober 2016, pukul 10.00-19.00 WIB, di Gedung A dan C Galeri Nasional Indonesia. Tidak hanya pameran, ada juga Gallery Tour yang dilaksanakan pada 8 Oktober 2016, pukul 14.00-17.00 WIB. Selain itu diselenggarakan pula Gallery Talk pada 9 Oktober 2016, pukul 14.00-17.00 WIB. Seluruh kegiatan dapat diikuti oleh public tanpa dipungut biaya.

*fii/GNI