Belu, NTT – Melalui platform Indonesiana yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendikbud, Pemerintah Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur siap menyelenggarakan kegiatan tahunan Festival Fulan Fehan 2018. Festival yang sudah memasuki tahun penyelenggaraan kedua pada tahun ini akan diselenggarakan di Bukit Fulan Fehan, Desa Dirun, Belu, Nusa Tenggara Timur.
Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, dalam suatu kesempatan bersama dengan Bupati Belu, Willybrodus Lay, menyampaikan bahwa potensi kebudayaan di Kabupaten Belu harus diangkat bersama-sama. “Potensi budaya yang ada di Kabupaten Belu ini harus kita bawa bersama-sama dengan koordinasi, yang bukan hanya terjalin antar pemerintah saja namun juga koordinasi dan semangat yang sama dari masyarakat,” ujar Hilmar Farid.
Willybrodus Lay turut menanggapi sambutan hangat dari pemerintah. Menurutnya, Kabupaten Belu sangat terbantu dengan adanya platform Indonesiana. “Platform Indonesiana sangat membantu Kabupaten Belu untuk semakin memperkenalkan potensi yang ada disini, salah satunya adalah mengangkat Festival Fulan Fehan menjadi salah satu dari 100 festival terbaik yang ada di Indonesia,” tukas Willybrodus Lay.
Bentuk Diplomasi Budaya antar Dua Negara
Setelah mendulang sukses besar pada tahun 2017, tahun ini Festival Fulan Fehan akan kembali diselenggarakan. Bertempat di Bukit Fulan Fehan yang berada di Desa Dirun, Kabupaten Belu, NTT, Festival Fulan Fehan akan menampilkan ribuan penari Likurai yang berasal dari Indonesia dan Timor Leste.
Festival Fulan Fehan merupakan sebuah festival budaya antar dua negara, Indonesia dan Timor Leste. Ribuan penari akan menarikan Tari Likurai bersama di atas Bukiit Fulan Fehan yang merupakan batas antara kedua negar yang terpisah pada tahun 1999 silam. Melalui festival ini, diharapkan hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste tetap terjalin.
Festival Fulan Fehan sendiri akan diselenggarakan pada akhir bulan September atau awal Oktober 2018 mendatang.