Suran Tutup Ngisor Kabupaten Magelang (2)

0
660

Makna dan Fungsi Tradisi Suran bagi masyarakat Tutup Ngisor adalah sebagai berikut: 

1. Makna Tradisi Suran Tutup Ngisor

Tradisi  Suran  dilakukan oleh  masyarakat Dusun Tutup Ngisor mempunyai makna sebagai penolak bala agar terhindar dari serangan yang bersifat gaib, santhet, tenung, pelet dan lain sebagainya. Disamping itu juga sebagai fungsi untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta alam semesta agar diberikan keselamatan, kesehatan, kesejahteraan dan terhindar dari mala petaka.    

2. Fungsi Tradisi Suran  Tutup Ngisor Bagi Masyarakat Setempat:

Didalam pelaksananaan Tradisi  Suran Tutup Ngisor mempunyai nilai-nilai kehidupan bagi masyarakat setempat  seperti : nilai  agama, nilai sosial dan nilai budaya yang masing-masing nilai mempunyai fungsi bagi masyarakat setempat. 

a. Nilai Agama

Tradisi-tradisi di pulau Jawa sulit untuk dirubah, karena tradisi-tradisi tersebut merupakan warisan nenek moyang yang sudah berakar kuat dan harus dijaga kelestariannya. Tradisi yang sudah berakar di pulau Jawa mengandung nilai-nilai yang sangat penting yang berkaitan erat dengan agama yang dianut oleh masyarakat atau pribadi-pribadi pemeluk agama tersebut. Masyarakat dusun Tutup Ngisor yang mayoritas beragama Islam tidak begitu saja menghilangkan tradisi-tradisi yang ada,  tetapi  tradisi-tradisi  itu  tetap dilaksanakan dengan mengambil nilai-nilai Islam yang ada di dalamnya. Nilai-nilai Islam yang terkandung dalam tradisi Suran ialah do’a-do’a Islam yang dipanjatkan dalam kenduri dan yasinan.

 

b. Nilai Sosial

Prosesi tradisi Suran sejak persiapan, pelaksanaan hingga akhir upacara, melibatkan berbagai pihak terutama masyarakat dusun Tutup Ngisor.  Jika  dilihat dari sudut pandang sosial, tradisi tersebut mempunyai nilai yang amat penting, khususnya bagi masyarakat dusun Tutup Ngisor. Fungsi yang dirasakan oleh masyarakat dusun Tutup Ngisor, misalnya tradisi Suran menjadi sarana untuk melakukan hubungan sosial dan mempererat hubungan antar sesama manusia baik itu antar individu maupun dengan masyarakat. Nilai yang terkandung dalam tradisi Suran yang lain adalah musyawarah, yang merupakan bagian yang terpenting dalam melaksanakan suatu kegiatan, karena kegiatan ini melibatkan banyak masyarakat.

Nilai kegotongroyongan tersebut memiliki peran yang sangat penting dalam menjalin rasa kesatuan dan persatuan warga masyarakat tanpa membedakan status sosial. Kesatuan dan persatuan menjadi modal dasar yang penting dalam pelaksanaan tradisi Suran. Kesatuan di sini menjadi simbol kesamaan dari pandangan dan tujuan, sedangkan persatuan merupakan simbol kekompakan warga masyarakat dalam menghadapi segala permasalahan.

 

3. Nilai Budaya

Tradisi Suran di dusun Tutup Ngisor mempunyai nilai yang sangat tinggi sehingga masyarakat perlu untuk melestarikan tradisi tersebut. Pelaksanaan tradisi ini dilaksanakan dengan saling bekerja sama, baik oleh masyarakat maupun aparat pemerintahan setempat. Hal ini terlihat  dengan  adanya partisipasi dari semua pihak dalam pelaksanaan tradisi tersebut.

 

Nilai-nilai budaya yang terkandung dalam tradisi Suran antara lain :

a. Uyon-uyon Candi. Uyon-uyon Candi merupakan ritual untuk mendo’akan arwah Romo Yoso dan memohon restu kepada Romo agar tradisi Suran dapat berjalan dengan hikmat dan lancar.

b. Tari Kembar Mayang. Gerakan tari Kembar Mayang  yang  diciptakan  oleh Romo Yoso merupakan simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta.

c. Wayang orang “Lumbung Tugu Mas”. Wayang orang ini selain sebagai hiburan, secara simbolis juga dapat dijadikan sebagai tuntunan dalam  hidup manusia karena dalam pewayangan (cerita wayang) tersebut mengungkapkan gambaran hidup semesta.

d. Kirab Jathilan. Kirab Jathilan yaitu warga Tutup Ngisor (para pemain jathilan) berjalan kaki mengelilingi lingkungan padepokan dan dusun Tutup Ngisor sebanyak tiga kali dengan membawa peralatan rumah  tangga Adapun makna dari ritual tersebut yaitu  menunjukkan  rasa  syukur karena dapat memenangkan suatu perjuangan dalam melawan ketidakbenaran dan ketidakadilan, dan makna dari jumlah 3 kali ialah angka yang dikeramatkan, karena merupakan angka ganjil  sehingga dengan mengelilingi lingkungan padepokan dan dusun Tutup Ngisor sebanyak tiga kali, dipercaya dapat memberikan  keselamatan,  ketentraman dan kemakmuran bagi masyarakat Tutup Ngisor. Sedangkan makna dari membawa perlengkapan rumah tangga dalam ritual tersebut yaitu agar masyarakat dusun Tutup Ngisor terhindar dari kelaparan dan penyakit.

 

 

Keterangan

Tahun :2019

Nomor Registrasi :201900940

Nama Karya Budaya :Suran Tutup Ngisor Kabupaten Magelang

Provinsi :Jawa Tengah

Domain :Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan

Sumber: Website Warisan Budaya Takbenda