Silat Pusaka Djakarta (1)

0
2199

Perguruan pencak silat Pusaka Djakarta merupakan salah satu perguruan pencak silat beraliran gerak cepat yang beasal dari betawi. Perguran pencak silat ini didirikan oleh H. Sanusi atau babe Uci dan para rekannya pada tahun 1957. Pada pertama kali didirikan perguruan ini bernama Pencak Silat Pusaka Putera Djakarta (PSPPD). Namun, atas saran Mursadi (Guru babe Uci), nama perguruan ini berubah menjadi Pencak Silat Pusaka Djakarta (PPSD) hingga saat ini. babe Uci mengatakan nama Pusaka Djakarta diambil karena kita sebagai orang Jakarta harus memiliki pusakanya sendiri, makanya diberi nama Pusaka Djakarta.

 

Dalam setiap gerakan jurus PSPD berasal dari Pangeran Pakpak, beliau merupakan cucu dari Sunan Gunung Jati. Pangeran Pakpak mengajarkan ilmu beladirinya secara turun temurun kepada muridnya hingga sampai pada babe Uci. Dilihat dari latar belakangnya yang berasal dari Sunan Gunung Jati yang merupakan sosok yang memiliki ilmu keagamaan, baik spiritual maupun jasmani. Maka tidak heran dalam setiap gerakan pencak silat Pusak Djakarta mengandung kaidah-kaidah ajaran Islam.

 

Pusaka Djakarta selalu menerapkan nilai-nilai dakwah Islam dalam setiap gerakan, visi, misi, dan pedoman dalam perguran silat tersebut. Selain untuk belajar ilmu bela diri, pencak silat Pusaka Djakarta juga selalu mengajarkan ajaran-ajaran Islam dalam setiap latihannya. Seperti berwudhu dan salat sunnah dua rakaat serta berdoa sebelum memulai latihan rutin. Metode pelatihan dan pengajian yang ada di Perguruan PSPD membuat setiap anggota memiliki unsur moral dan agama. babe Uci juga selalu memberikan nasehat-nasehat setelah selesai latihan. Nasehat yang selalu diingatkan adalah untuk selalu menjaga akhlak, menjaga solat, dan selalu hormati yang lebih tua serta hargai yang lebih muda.

 

Dalam pelatihannya Perguruan PSPD tidak memungut biaya sepeser pun kepada muridnya. Karena babe Uci selalu melarang berlatih silat untuk memperkaya diri. Karena ketika babe Uci belajar silat dari guru-guru terdahulu pun tidak dipungut biaya, hal itu pun sudah menjadi peraturan yang terus berlaku turun temurun. Bagi babe Uci, solat dan doa nya para murid sudah menjadi imbalan dan ladang pahala baginya untuk bekal di akhirat kelak.

 

Tujuan umum dari perguruan silat Pusaka Jakarta terkandung di dalam lima pilar pendidikan karakter dalam pencak silat yakni:

1) Takwa

Takwa berarti beriman teguh kepada pemilik alam semesta, yakni Allah Swt. Bertakwa artinya meyakini akan kebesaran Allah Swt

2) Tanggap

Tanggap berarti peka, peduli, antisipatif, proaktif, dan mempunyai kesiapan diri terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi berikut semua kecenderungan, tunturan, dan tantangan yang menyertainya berdasarkan sikap berani, mawas diri, dan terus meningkatkan kualitas diri.

3) Tangguh

Tangguh berarti bersikap ulet dan sanggup mengembangkan kemampuan diri dalam menghadapi dan menjawab setiap tantangan serta dapat mengatasi setiap persoalan, hambatan, dan gangguan dengan baik.

4) Tanggon

Tanggon berasal dari bahasa Jawa yang artinya teguh, tegar, konsisten, dan konsekuen dalam memegang prinsip menegakkan keadilan, kejujuran, dan kebenaran.

5) Trengginas

Trengginas dalam bahasa Jawa berarti enerjik, aktif, kreatif, dan inovatif, berpikir luas serta sanggup bekerja keras untuk mengejar kemajuan  yang  bermutu  dan  bermanfaat  bagi  diri  sendiri  dan masyarakat berdasarkan sikap kesediaan untuk membangun diri sendiri dan sikap bertanggung jawab atas pembangunan masyarakatnya.

 

Selain lima pilar pendidikan karakter dalam pencak silat di atas, tujuan dari perguruan silat Pusaka Jakarta secara khusus terkandung di dalam sumpah perguruan atau Undang-undang perguruan silat Pusaka Jakarta, diantaranya adalah:

1) Kami akan taat pada perintah Allah Swt dan Rasul-Nya, dan akan mengerjakan apa yang diperintahkan, serta akan meninggalkan apa yang dilarang Allah dan Rasul-Nya.

2) Kami akan mentaati Undang-undang Negara Republik Indonesia yang berasarkan Pancasila.

3) Kami akan patuh dan hormat pada kedua orang tua, Ibu dan Bapak.

4) Kami akan taat dan patuh pada guru-guru selama guru itu benar, dan akan selalu mematuhi segala peraturan-peraturan perguruan.

5) Kami  akan  memperbanyak  silaturahmi,  menyantuni  anak  yatim piatu,  serta  fakir  miskin  dan  akan  selalu  menghindari  segala keributan-keributan  atau  perkelahian-perkelahian  yang tidak  ada gunanya.