Seni Pertunjukan Langendriyan

0
9726

Keberagaman suku dan Budaya di Indonesia melahirkan banyak kesenian yang hingga kini masih terpelihara. Warisan budaya mulai tradisi dan ekspresi lisan, seni pertunjukan, adat-istiadat, ritus dan perayaan sangat melimpah dari suku-suku di Indonesia. Salah satu seni pertunjukkan yang hingga kini masih terpelihara adalah Langendriyan. Berbeda dengan drama tari lainnya, Langendriyan ini dipentaskan dengan tembang sebagai dialog antarwayang.

Sumber Foto: Yudasmoro, 2012. Pementasan Langendriyan “Matah Ati”

“Memadukan seni tari, drama, bunyi, narasi, gerak dan mimik muka, Langendriyan dipentaskan dengan mengangkat kisah-kisah pewayangan seperti epos Ramayana dan Mahabharata. Sepintas ada kemiripan dengan pentas Wayang Orang. Namun dalam Langendriyan, menari, melantunkan tembang dan menyampaikan narasi dilakukan sekaligus. Kadang satu orang penari melakukan monolog atau beberapa penari berdialog dengan melantunkan macapat (sebuah puisi Jawa tradisi). Konon, tak banyak orang yang dapat melakukan ini.” “Gerakan tari yang lembut namun atraktif membuat Langendriyan tak mudah dilakukan. Seorang penari kadang harus melantunkan macapat dalam posisi tubuh setengah jongkok dan kemudian bertumpu pada lutut. Gerakan gemulai kadang berganti atraktif dan cepat. Di antara penari yang terus bergerak, alunan puisi Jawa terus mengalir dari para penari. Mereka menari dan menembang secara bersamaan.” (Yudasmoro, 2012)

K.G.P.A.A. Mangkunegara VII (1885-1944)

Seni pertunjukan yang dijuluki “opera Jawa” ini adalah seni drama tari yang lahir dari tradisi Kasunanan Mangkunegaran Surakarta. Adalah K.G.P.A.A. Mangkunegara VII (1885-1944) atau dikenal dengan juga dengan nama Raden Mas Soerjosoeparto yang mempelopori lahirnya seni pertunjukan ini. Atas jasa-jasanya dalam memajukan kebudayaan Jawa, khususnya Langendiryan,  K.G.P.A.A. Mangkunegara VII  dianugerahi Bintang Budaya Parama Dharma secara anumerta oleh Pemerintah RI melalui Keppres RI nomor 66/TK/ Tahun 2016 yang diserahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada perwakilan kerabatnya melalui acara Anugerah Kebudayaan tahun 2016 yang dilaksanakan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.