Pembuatan Pinisi: Terkonsep Canggih, Terorganisir Padu

0
1805

 

 

 

Siapa tak kenal Pinisi, perahu khas Indonesia dari Sulawesi Selatan yang menjadi kebanggan dan identitas bangsa Indonesia? Pinisi adalah kapal layar sekunar yang digunakan untuk mengangkut barang dan sarana transportasi antar pulau. Pinisi sejatinya sarat akan makna dan nilai-nilai filosofis. Tercakup dalam keseluruhan proses, dari awal hingga peluncurannya ke laut.

Seperti dalam tradisi maritim, praktek-praktek pembuatan Pinisi melibatkan konsep kognitif yang canggih –yang mampu menguraikan bentuk tiga dimensi kapal, beserta komponennya yang tak terhitung jumlahnya– dengan organisasi sosial yang padu, yang diperlukan untuk keberhasilan membangun, mengoperasikan dan menavigasikan kapal dagang.

Proses pembuatan Pinisi dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, dipimpin oleh seorang Panrita Lopi. Ia merupakan maestro pembangunan perahu yang memperoleh pengetahuannya secara turun temurun dalam garis keluarganya. Pembuatan perahu pinisi sangat berkaitan erat dengan sang pemesan. Panitra Lopi akan mengambil ukuran lebar tangan atau kaki pemesan dalam sepotong kayu. Ukuran tersebut kemudian yang akan dikalikan di atas potongan bambu dengan menghitung “lima nasib” perahu yang akan dibangun. Yaitu, Masale-sale (bersenang-senang), Tallangri lauq (tenggeam di laut), Mencari laba (mencari untung), Nialla pamusu (diambil perampok) dan Mate ri daraq (mati di darat).

Pengkalian pada bambu akan diteruskan sampai berakhir pada satu dari tiga nasib baik, yaiu 1, 3 dan 5. Bambu tersebut kemudian dibawa ke bengkel pembuatan pinisi dan digunakan sebagai dasar perhitungan untuk mendapatkan bagian tengah lunas yang dianggap sebagai jiwa perahu.

Dalam pembangunan sebuah Pinisi, sistem organisasi yang kuat terbentuk di antara pemesan, pmbuat dan para tukang. Pemesan umumnya meruakan para pelaut yang berasal dari Bira. Mereka memesan perahu langsung ke Panrita Lopi. Para pelaut ini mengawasi proses pembuatan kapal pesanannya serta memberikan masukan untuk inovasi dunia perkapalan selanjutnya.

pinisi1