Maras Taun

0
5018

Maras Taun adalah upacara yang dilakukan petani sebagai rasa syukur kepada Allah SWT atas panen padi ladang. Upacara Maras Taun ini terkait erat dengan ladang berpindah yang dalam bahasa Belitongnya disebut ume. Untuk berladang atau berume, seseorang selalu berhubungan dengan dukun kampong. Peran dukun kampong dalam berume sangat besar. Mulai dari menentukan tempat sampai berakhirnya panen padi selalu melibatkan dukun kampong.

Ucapan rasa syukur ini juga mereka sampai kepada dukun kampong, karena peran dukun kampong sangat besar, mereka menghargainya dengan cara memberi hasil panennya berupa beras baru dari hasil panen. Besarnya pemberian setiap orang yang berladang ini tergantung pula pada hasil panen dan kesepakatan diantara mereka. Jika panen berhasil, tentunya pemberian kepada dukun kampong banyak juga. Begitu pula jika panen padi kurang berhasil, pemberian kepada dukun kampongpun akan sedikit berkurang. Tidak ada aturan yang baku, hanya kesepakatan diantara mereka yang berume. Pemberian ini sebagai suatu penghargaan kepada dukun kampong, karena dukun kampong tidak mempunyai penghasilan yang tetap. Sebagai rasa syukur lainnya, mereka mengadakan hiburan dengan cara mempertunjukkan kesenian daerah seperti: lesong batang/panjang, beripat/beregong, campak darat, dll.

a. Jalannya upacara Maras Taun
Biasanya perayaan maras taun berlangsung 7 hari dengan hari terakhir sebagai puncak perayaan, dengan susunan kegiatan upacara maras taun, yaitu:
• Pembentukan Panitia
Masyarakat berkumpul untuk membentuk panitia yang terdiri dari panitia pengarah, panitia pelaksana dan seksi-seksi sesuai kebutuhan.
• Penebangan Kayu
Kegiatan ini dilakukan oleh sebagian masyarakat yang sudah ditunjuk dengan restu dukun kampung. Kayu digunakan untuk membuat panggung beregong, bangsal dapur untuk memasak dan kebutuhan kayu bakar.
• Pembuatan Panggung dan Tenda
Setelah kayu dan akar berebat didapat, mulailah panggung beregong dibuat untuk nanti pementasan beripat beregong yang diiringi alat musik beregong berupa kelinang dan gong. Kemudian pembuatan bangsal dapur untuk memasak. Pembuatan panggung dan dapur ini biasanya sehari semalam dan malam harinya tinggal menghiasi.
• Pencaharian Dana Dari Masyarakat.
Dana pelaksanaan maras taun diambil dari sumbangan masyarakat yang jumlahnya sudah disepakati saat pertemuan awal. Dana dikumpulkan oleh Ketua RT setempat dan biasanya jarang ada yang keberatan. Jikapun ada yang tidak ikut menyumbang, maka akan dikucilkan masyarakat.
• Selamatan
Acara ini dilaksanakan sehari sebelum acara puncak yang dihadiri oleh tokoh adat, agama, masyarakat dan panitia. Acaranya setelah Shalat Isya dengan Susunan acara (1) Pembukaan (2) Pembacaan do’a (3) makan bersama (4) Nyucor Air Sembilan yang dilakukan oleh dukun kampung dengan menyucurkan air dalam botol dibatas-batas desa sebelum pukul 24.00 dengan tujuan agar masyarakat setempat selamat dari segala gangguan yang tidak diinginkan.
• Pelaksanaan.
Acara puncak maras taun terdiri atas pembukaan, sambutan ketua kampung, do’a dan ritual . Dalam acara ini disiapkan ketupat atau lepat empat buah, irisan daun neruse dan daun ati-ati, tepung tawar, serta air. Setelah do’a dukun kampong akan memberikan wejangan berupa (1) selama 3 hari tidak usah pergi ke hutan (2) Masyarakat lebih giat beribadah (3) Masyarakat tidak berkelahi, termasuk kriminal lainnya (4) Masyarakat tidak berjudi dan minuman memabukkan , dan (5) Antar masyarakat tidak mengganggu warga lainnya.

• Penutup
Acara ditutup dengan bersama membaca hamdallah dan kemudian bahan-bahan saat do’a tadi dibagi-bagi untuk ditaburkan dipekarangan rumah masing-masing untuk tujuan keselamatan. Sebagai rasa syukur selanjutnya diisi dengan makan bedulang. Selanjutnya juga ada acara hiburan tradisional seperti campak, mulok dan beripat bereggong.

b. Kelengkapan Maras Taun
Sebagai dijelaskan dalam proses maras taun diatas, maka perlengkapan yang dibutuhkan adalah panggung, dapur, bahan – bahan ritual dan berbagai jenis makanan yang akan dimakan bedulang.

c. Makna dan Nilai Maras Taun
• Nilai Religius
Maras taun adalah ungkapan rasa syukur atas limpahan panen tahun ini dan berdoa agar tahun berikutnya bisa lebih baik, serta dibacakannya ayat-ayat suci Al Quran dan Salawat Nabi selama ritual maras taun.
• Nilai Sosial
Maras taun menjadi ajang mempererat silahturahmi antar warga setempat, saling membantu dan tolong menolong serta menjalin kebersamaan sesama warga.
• Nilai Gotong Royong
Adanya pencarian kayu bersama , lalu membuat panggung dan dapur dengan bersama-sama menunjukkan tingginya semangant gotong royong masyarakat. Ibu-ibu juga bersama-sama untuk memasak tanpa ada imbalan materi.
• Nilai Seni
Maras Taun juga mengandung nilai seni karena diiringi pula dengan berbagai penampilan dan pertunjukkan seni tradisional seperti campak, mulok dan beripat bereggong.