HERI HENDRAYANA HARRIS, RUMAH DUNIA DARI KATA-KATA

0
1177

Gol A Gong adalah nama samaran dari Heri Hendrayana Harris, dalam dunia penulisan. Kegiatan yang ditekuninya sejak lama memang penulisan, karena itu ia membuka usaha penerbitan dengan nama CV Gong Media Cakrawala (sebagai direktur). Ia juga mendirikan media online www.rumahdunia.com. Di situ dia membina pelajar dan mahasiswa untuk menjadi wartawan di media online itu.
Ia lahir dari seorang ayah bernama Harris dan ibu bernama Atisah. Pada 1965 ia bersama dengan orang tuanya meninggalkan kampung halamannya Purwakarta menuju ke Serang, Banten. Bapaknya adalah guru olah raga sedangkan ibunya seorang guru di sekolah keterampilan putri, Serang.
Pada umur 11 tahun, Gol A Gong (dulu ditulis Gola Gong) kehilangan tangan kirinya saat bersama teman-temannya bermain di dekat alun-alun Kota Serang. Saat itu sedang ada tentara latihan terjun payung. Kepada kawan-kawannya dia menantang untuk adu keberanian seperti seorang penerjun payung. Uji nyali itu dilakukan dengan cara melompat dari pohon di pinggir alun-alun. Siapa yang berani melompat paling tinggi, dialah yang berhak menjadi pemimpin di antara mereka.
Namun, kecelakaan yang membuat tangan kirinya harus diamputasi, tidak membuatnya sedih. Bapaknya menegaskan kepadanya, “Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang serta lupa bahwa diri kamu itu cacat.” Waktu itu, ayahnya kemudian membekalinya dengan buku dan raket badminton.
Nama Gol A Gong, yang kini penulisannya dikembalikan pada tulisan asalnya, pemberian dari ayah-ibunya. “Gol” sebagai ungkapan syukur atas karyanya yang diterima penerbit. Kemudian “Gong” merupakan harapan dari ibunya agar tulisannya dapat menggema seperti bunyi alat musik gong. Sedangkan “A” di tengah nama itu, diartikan sebagai “semua berasal dari Tuhan”. Maka, nama Gol A Gong dimaknai sebagai “kesuksesan itu semua berasal dari Tuhan”.
Seperti banyak penulis lain, Gol A Gong juga mengawali kariernya sebagai penulis dengan menjadi wartawan. Pria penggemar bulutangkis ini pernah menjadi wartawan tabloid Warta Pramuka (1989- 1995), tabloid Karina (1994-1995). Ia juga sempat menjadi reporter lepas di beberapa media massa.
Pada umur 33 tahun, dia menikahi Tias Tatanka, gadis asal Solo. Dari pernikahan ini mereka memiliki anak: Nabila Nurkhalisah (Bela), Gabriel Firmansyah (Abi), Jordi Alghifari (Odi), dan Natasha Azka Nursyamsa (Kaka). Bela yang saat ini kelas 2 di SMP Peradaban Serang (2012) meneruskan kiprah ayahnya. Novel Bela yang tergabung dalam KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) laris manis di pasaran.
Ketika Gol A Gong mulai membuka perpustakaan keluarga untuk masyarakat pada tahun 1990-an, pada saat bersamaan dia juga merintis penerbitan tabloid bulanan berbasis komunitas, yaitu Banten Pos (1993) dan Meridian (2000). Kecintaan Gol A Gong pada dunia tulis-menulis dan membaca, membuatnya ingin berbuat sesuatu yang mendatangkan manfaat bagi orang banyak, khususnya generasi muda. Maka iapun mendirikan Rumah Dunia.
Rumah Dunia yang bermoto “Rumah Dunia, Rumahku, Kubangun dengan Kata-kata”, ditujukan kepada anak-anak, remaja, dan pemuda untuk belajar banyak hal. Rumah Dunia juga dimaksudkan untuk pembentukan karakter anak-anak dan pemuda. Rumah Dunia merupakan pusat belajar yang sengaja ia bangun untuk mengajarkan cara berbagi cinta dan ilmu, terutama kepada generasi muda. Menurutnya, pembentukan komunitas ini merupakan satu investasi jangka panjang yang tak ternilai harganya.

Rumah dunia telah menjadi rumah bagi anak-anak dan remaja yang gemar membaca sambil bermain. Di situ, Abi, yang sudah duduk di kelas 1 SMP Al Mahah Al Ain, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, sangat menyukai gambar sehingga kerap menjadi desain grafis sampul buku anak-anak di Rumah Dunia.
Kemajuan Rumah Dunia seperti tak terbendung. Ia seperti magnet yang mampu menarik ribuan pemikiran dan jutaan harapan.

Gol A Gong bersama istri dan teman-temannya di Rumah Dunia sedang bersama-sama menggelorakan Gempa Literasi. Menurutnya, hal ini merupakan gerakan kebudayaan untuk menghancurkan kebodohan lewat kata (sastra dan jurnalistik), swara (musik), rupa (teater dan film), dan warna (melukis). Kegiatannya meliputi orasi literasi, pelatihan, hibah buku, aneka lomba literasi, penerbitan, bedah/peluncuran buku dan bazaar buku murah.

Demi keberlangsungan Rumah Dunia, ia menyisihkan 2,5% dari penghasilannya sebagai tim kreatif ditambah hasil penjualan hak cipta kedua novelnya, yakni Balada Si Roy dan PadaMu Aku Bersimpuh. Hasil donasi dan penggalangan dana, telah cukup untuk membebaskan 3.000 m2 lahan yang ada di dekat rumahnya. Maka lengkaplah fasilitas Rumah Dunia yang berada di tengah perkampungan Kompleks Hegar Alam, Serang.
Gol A Gong masih menyimpan impian yang jika terwujud dapat menjadi kebahagiaan terbesar dalam hidupnya. Ia ingin di Banten memiliki gedung kesenian dan perpustakaan yang besar dan representatif.