Diskusi Penyiapan Bahan Pendukungan Penguatan Pendidikan Karakter

0
705

Diskusi mengenai pendukungan penguatan pendidikan karakter yang akan dituangkan dalam bentuk buku cerita diselenggarakan di Hotel Century pada tanggal 19 September 2017. Diskusi dibuka oleh ibu Rosery Rosdy sekalu Kasubdit Program, Evaluasi dan Dokumentasi yang juga bertindak sebagai moderator. Diskusi ini merupakan lanjutan dari kegiatan yang sudah berjalan semenjak Bulan Desember 2016, dimulai dengan pembentukan tim, kemudian dilakukan Focus Group Discussion (FGD) untuk menentukan tema dan konten dari masing-masing buku, dengan tujuan membuat Sastra Budi Pekerti sebagai bacaan ko kurikuler dan pengayaan.

Diskusi menghadirkan masing-masing koordinator perancangan buku mulai dari kelas 1 – 3 SD Ibu Ade Tanesia, koordinator buku untuk kelas 4 – 6 Ibu Dewi, koordinator buku untuk SMP Bapak Berto Tukan dan koordinator untuk buku SMA Bapak Anom. Hadir pula ketua koordinator Bapak Martin dan Bapak Supratno dari Kurikulum Perbukuan. Diskusi membahas isi dari masing-masing buku mulai dari tema, teks, cerita, pesan yang ingin disampaikan dan ilustrasi yang disajikan.

Dirjen Kebudayaan Dr. Hilmar Farid memberikan arahan kepada peserta diskusi

Turut hadir pula Direktur Jenderal Kebudayaan Dr. Hilmar Farid yang memberikan beberapa arahan untuk menyempurnakan pembuatan buku tersebut, diantaranya:

  1. Buku harus sesuai dengan karakter anak (SD, SMP & SMA). Agar anak tertarik terhadap bacaan.Designnya harus menarik, sehingga semua anak-anak akan tertarik, misalkam anak-anak pesisir kerja lebih banyak di laut, sehingga buku jauh dari jangkauan, berbeda dengan anak-anak kota.
  2. Sifatnya harus lebih praktis. Dimulai dalam lingkup kebudayaan GSMS. Tim diharapkan nanti bias keliling ke kesatuan badan bahasa dan direktorat lain dan memperkenalkan bagaimana masuknya buku sambil GSMS jalan.
  3. Buku bisa diakses oleh siapa pun. Guru pun harus tahu, sehingga mohon dibuatkan metode penyampaian yang pas sehingga bisa diterima dengan baik oleh masing-masing jenjang pendidikan.
  4. Keaslian sastra sangat Apakah ada perubahan ? karena sastra itu harus asli, kita yang hidup jaman sekarang tetap bisa menikmati sastra jaman dahulu. Ada 2 isu , mempertahankan keaslian dan teks yang disadur. Prinsip yang disepakati untuk karya asli sebatas mengubah.
  5. Dapat menjadi salah satu rujukan karya sastra Indonesia di masa mendatang.
  6. Diperlukan adanya korektor untuk mengkoreksi tata penulisan, bukan editor.

Semua isi buku dalam tahapan 80% selesai. Diskusi ini juga memberikan perubahan-perubahan yang diharapkan akan selesai pada akhir bulan September 2017.