Anta Bubu, Warisan Budaya Tak Benda dari Bangka Belitung 2017

0
2038

 

 

 

 

 

Domain                     : Tradisi Lisan dan Ekspresi

Lokasi Persebaran      : Dusun Sekip, Desa Lalang, Kec. Mangar Kab. Belitung Timur

Maestro                     : Geribi, Kab. Belitung Timur

Kondisi                      : Masih Bertahan

Berdasarkan cerita turun-temurun dikatakan Antu Bubu berasal dari seorang laki-laki sakti yang namanya dirahasiakan sang pawang. Laki-laki tersebut merupakan Pawang pertama. Orang sakti tersebut memasang bubu di sungai. Pada minggu pertama bubu menghasilkan ikan yang banyak, begtu pula kedelapan, kesembilan dan kesepuluh bubu berhasil mendapat ikan. Namun pada hari kesebelas dan keduabelas bubu tersebut kosong, tidak berhasil mendapatkan ikan seperti yang diharapkan, kemudian orang tersebut menyelidiki apa yang terjadi dengan bubunya padahal kondisinya baik.

Ia pun menerawang siapa yang berani mengganggu bubu kepunyaannya. Hasilnya ia mengetahui siapa yang dimaksud. Kemudian bubu pun dimantrai dan dipasang kembali dengan tujuan untuk memberi pelajaran kepada orang yang mengganggu.

Beberapa hari kemudian yaitu hari ketiga hingga ketujuh orang tersebut memeriksan bubu, kondisinya pun baik-baik saja dan mendapat hasil tangkapan. Namun hari kedelapan di dekat bubu, orang sakti tersebut menemukan seorang pemuda tergeletak tak bernyawa. Selanjutnya ia pun dimakamkan. Sayangnya ia tidak diterima oleh Bumi, arwahnya pun bergentayangan, merasuki bahkan mengganggu bubu yang dipasang oleh masyarakat, sehingga bubu yang dipasang tidak mendapatkan hasil.

Arwah orang tersebut keemudian dinamakan Antu (hantu) arwahnya selalu gentayangan dan sulit untuk ditaklukan. Akhirnya oleh orang-orang sakti di masa itu, diadakan ritual khusus, kemudian gangguan antu tersebut dapat diatasi sehingga hanya merasuki bubu tertentu, yang dipanggil secara gaib. Kemudian dari sinilah muncul kesenian Antu Bubu yang bermakna hantu yang bersemayam di dalam bubu. Nama laki-laki yang menjadi Antu tersebut dirahasiakan oleh pawang karena ketika menyebutnya berarti telah memanggilnya untuk merasuki bubu. Dengan demikian ketika ia dipanggil ketika bubu tidak ada maka ia akan merasuki orang yang memanggilnya. Oleh sebab itu, hanya pawanglah yang boleh menyebut namanya dan hanya pada waktu tertentu yaitu pada saat kesenian Antu Bubu digelar.

Permainana Antu Bubu hanya dikenal di Dusun Sekip, Desa Lalang, Kecamatan Manggar. Kesenian ini hanya dilakukan oleh pawang yang diturunkan secara turun-temurun, sedangkan pemainnya boleh siapa saja termasuk wisatawan asing. Perlengkapan yang digunakan dalam permainan ini adalah bubu yang terbuat dari jalinan bambu atau kayu, dengan kepala terbuat dari tempurung kelapa dan dipakaikan kain kafan sisa orang yang meninggal.

Dalam permainan ini seorang pawang dibantu oleh empat orang pembantu pawang. Pawang bertugas memimpin permainan termasuk ritual. Sedangkan pembantu pawang membantu dalam mengatur jalanya permainan. Adapun pakaian dalam permainan adalah pawang dan pembantu pawang menggunakan pakaian hitam-hitam baik celana maupun baju, sedangkan pemain menggunakan celana panjang hingga betis tanpa menggunakan baju alias bertelanjang dada. Waktu permainan ini digelar bisa kapan saja, baikpagi, siang, sore maupun malam hari. Sedangkan tempat biasanya dilakukan di pantai atau lapangan, dengan kondisi tanah yang lembut sehingga tidak mencederai pemain.