Tari Patasiwa Patalima

Tarian ini menceritakan kerajaan besar bernama Nunusaku di pulau Seram.  Raja kerajaan Nunusaku bergelar  “Upu Latu Kabasaran“ (raja besar yang selalu disembah, dihormati dan dijunjung tinggi). Pada masa pemerintahan Upu Latu Kabasaran,  kerajaan Nunusaku mencapai puncak kejayaan. Seiring perjalanan waktu terjadilah perpecahan dalam tubuh saniri-saniri besar yang disebabkan karena berbagai kepentingan. Perpecahan ini mengakibatkann runtuhnya kerajaan Nunusaku dan terbentuknya bangsa alune dan Wemale yang sekarang dikenal dengan nama Patasiwa (kelompok 9) dan Pata Lima (kelompok Pata 5 ). Tarian ini diiringi oleh alunan lagu /kapata dipadu dengan bunyi tifa dan gong. Tarian ini biasa digunakaan dalam upacara-upacara adat dan penyambutan tamu.

Sanggar Seni Budaya Talabatai  merupakan penerima bantuan pemerintah Fasilitasi Komunitas Budaya di Masyarakat (FKBM) tahun 2013. Sanggar Seni Budaya Talabatai merupakan salah satu sanggar yang tampil dalam Apresiasi Komunitas Budaya Nusantara tahun 2018. Dalam kesempatan tersebut, Sanggar Seni Budaya Talabatai  menampilkan Tari Patasiwa Patalima  dan Tari Sapa Kapitane.

Provinsi                         : Maluku
Komunitas Budaya           : Sanggar Seni Budaya Talabatai
Ketua Komunitas Budaya  : Marcus Tuhurima

Penerima Banpem FKBM tahun 2013